Saturday 31 March 2007

Istirahat Sejenak.....



Ketika kita jenuh oleh kesibukan berdakwah, bisa jadi karena
kesibukan-kesibukan dakwah hanya menjadi ritual belaka. Jiwa tidak hadir di sana.

Bisa jadi kehangatan kita
dalam kebersamaan dengan ikhwah berkurang atau menghilang. Terburu-buru meninggalkan tempat pertemuan, padahal datang telah tanpa persiapan.

Atau bisa
jadi, tempat-tempat peristirahatan yang Allah persiapkan untuk kita, tidak lagi
berguna sebagai tempat peristirahatan. Bukankah rasululullah shallallahu
`alayhi wa sallam beristirahat dengan meminta Bilal radhiyallahu `anhu
mengumandangkan adzan?
 
Jika kita kesal karena amal-amal kita tidak memberikan hasil yang memuaskan, maka, bukankah Allah Maha Melihat dan pasti memberi balasan?

"Dan
katakanlah (wahai Muhammad): Beramallah kamu, maka Allah dan RasulNya
serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu kerjakan dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui perkara-perkara
yang ghaib dan yang nyata, kemudian Dia menerangkan kepada kamu apa
yang kamu telah kerjakan."
(QS.at-Taubah:105)

Jika
setelah berusaha keras, justru kendala dan hal-hal yg memojokkan yang
datang, maka bukankah Allah telah memberikan kabar gembira bagi mukmin
yang tidak takut celaan orang-oran yang suka mencela? Bahwa sesungguhnya
penolong mereka adalah Allah dan RasulNya? (QS. al-Maidah:54-55)

Memang
iman itu yazid (bertambah) wa yankus (berkurang). Namun beruntunglah
orang-orang yang dalam kekurangan imannya masih tetap dalam ketakwaan.

Jika kita futur, bukankah berserah diri kepada Allah lebih nikmat daripada berputus asa dariNya?

"Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh dan berkata: 'Sesungguhnya aku termasuk
orang-orang yang berserah diri?'" (QS. Fushilat:33)








Friday 30 March 2007

Bila hidup ibarat sepakbola (4)




hattrick : seorang pemain mencetak 3 gol dalam satu pertandingan

kala kuncup mekar menjadi bunga


foto bbrp tahun lalu nih..
tahun kedua di matsumoto kana.. (skarang tahun ke-4)

foto-foto musim semi di nagano ken...

Tuesday 27 March 2007

Bila hidup ibarat sepakbola (6)




side change: mengoper bola dari sisi kanan lapangan ke sisi kiri lapangan, atau sebaliknya.

Bila hidup ibarat sepakbola (5)




covering : membantu teman setim pembawa bola yang ditekan lawan dengan mengisi ruang kosong, agar teman setim tersebut bisa mengoper bola.

Bila hidup ibarat sepakbola (3)




one-touch-pass: setelah menerima operan dari teman setim langsung mengoper lagi ke teman setim yang lain.

Bila hidup ibarat sepakbola (2)




across-through : langsung mengoper ke orang ketiga (setim) tanpa menyentuhkan bola ke orang kedua (setim). biasanya orang kedua sbg tipuan bagi lawan.

Bila hidup ibarat sepakbola (1)




intercept : memotong bola operan lawan

Ali radhiallahu `anhu itu Sunni*


Beberapa waktu lalu saya tergerak tuk mengorek-ngorek sejarah khulafaur-raysidin, dari sumber yg shahih, yg penulisnya telah diakui sebagai al-Imam al-Faqih al-Muhaddits yang ternama dan seorang ahli Tafsir, al-Hafizh Ibnu Katsir, dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah, Masa Khulafaur Rasyidin.

Dalam kitab tersebut, pada hlm. 531 disebutkan bahwa Ali radhiallahu `anhu pada masa kekhalifahannya memerangi bid`ah2 dan benih-benih ajaran syiah yang mulai muncul. Beliau berkhutbah di mimbar Masjid Jami` Kufah dan menjelaskan bahwa seutama-utama umat ini setelah Rasulullah shallallahu `alayhi wa sallam adalah Abu Bakar dan Umar radhiallahu `anhuma. Beliau berkata, "Tidaklah dibawa kehadapanku seorang yang melebihkan aku daripada Abu Bakar dan Umar melainkan aku akan mencambuknya sebanyak cambukan bagi para penuduh tanpa bukti (yakni 80 kali)."(Majmu` Fatawa,4/422). Beliau juga melarang mencela seluruh sahabat nabi. Dan mengancam pelakunya dengan hukuman berat.

Pada halaman lain dituliskan bahwa ketika pembai`atan Abu Bakr ash-Shiddiq radhiallahu `anhu sebagai khalifah, selain Ali radhiallahu `anhu , Zubair radhiallahu `anhu juga termasuk sahabat yg telat berbai`at. Namun mereka berkata, "Kami tidak merasa marah kecuali karena kami tidak diikutkan dalam musyawarah pemilihan kalian, tetapi kami tetap berpandangan bahwa Abu Bakarlah yang paling pantas menjadi pemimpin. Dialah orang yang menemani Rasulullah bersembunyi di dalam gua. Kita telah mengetahui kemuliaan dan kebaikannya. Dialah yang diperintahkan Rasulullah untuk menjadi imam shalat manusia ketika Rasulullah hidup".

------------
* : Ahlus-Sunnah wal-Jama`ah, bukan Syi`ah



Sahabat itu Mulia

Ketika berjumpa dan ngobrol2 dengan seorang mahasiswa Indonesia di
Universitas Islam, dia terdiam sejenak ketika saya bertanya ttg telatnya
baiat Ali radhiyallahu `anhu terhadap Abu Bakar radhiyallahu `anhu
ketika Abu Bakar radhiyallahu `anhu diangkat menjadi khalifah..








Lalu dengan suara yg aga berat, mahasiswa itu menjawab, "Kita harus
hati-hati dalam membicarakan masalah ini...." dan ia pun melanjutkan
dengan kata2 yg sebenarnya tdk menjadi jawaban dari pertanyaan yg saya
ajukan, tapi alhamdulillah itu cukup buat saya.








Imam Abu Hanifah berkata:


"Kita tidak boleh menyebutkan seorang pun dari sahabat Nabi shallallahu
`alayhi wa sallam kecuali dengan sebutan baik" (al-Fiqh al-Akbar, hal.
304)





Beliau juga berkata:

"Keberadaan salah seorang sahabat bersama Nabi shallallahu `alayhi
wa sallam sesaat saja, hal itu lebih bagus dari pada amal kita
sepanjang umur, meskipun umur itu panjang." (al-Makki, Manaqib Abi
Hanifah, hal. 76)









Imam Malik bin Anas berkata:

"Siapa yang merendahkan derajat seorang sahabat Nabi shallallahu
`alayhi wa sallam atau ia merasa tidak senang, maka ia tidak punya hak
untuk dilindungi oleh umat Islam."

Lalu beliau membacakan ayat : (ayat ke-10 dari surat al-Hasyr).




Imam Malik kemudian berkata: "Barangsiapa marah kepada salah seorang
sahabat Nabi shallallahu `alayhi wa sallam maka ia telah terkena ayat
ini." (al-Hilyah, VI/327)





Imam Syafi`i berkata:

"Allah telah memuji para sahabat Nabi shallallahu `alayhi wa sallam
di dalam al-Quran, Taurat, dan Injil. Dan Nabi shallallahu `alayhi wa
sallam sendiri telah memuji keluhuran mereka, sementara untuk yang lain
tidak disebutkan. ......." (Manaqib asy-Syafi`i, I/442)









Imam Ahmad berkata:

"Di antara ajaran as-Sunnah adalah menyebut-nyebut kebaikan semua
sahabat Nabi shallallahu `alayhi wa sallam dan menahan diri tidak
menyebutkan ketidakbaikan dan pertentangan yang terjadi di antara
mereka. Orang yang mencaci para sahabat, atau salah seorang saja di
antara mereka, maka ia telah berbuat bid`ah, berpaham Rafidhi (Syi`ah),
dan berlaku buruk. Allah tidak akan menerima amal kebajikannya. ......
" (as-Sunnah karya Imam Ahmad, hal. 77-78)

Maraji` : Aqidah Imam Empat, Dr. Muhammad bin Abdurrahman al-Khumais

Thursday 22 March 2007

Sholat Kita.....


Rasulullah shallallahu `alayhi wa sallam bersabda, yg artinya "Sholatlah sebagaimana kamu melihatku sholat"(Hadist shahih).
Sudahkah sholat kita seperti Rasul?
Sehingga ia menjadi sholat yang khusyu`?
Sehingga ia menjauhkan kita dari perbuatan keji dan mungkar?

Tahukah kita bahwa jari-jari tangan ketika ruku` dibuka lebar-lebar?
Tahukah kita bahwa jari-jari tangan ketika sujud dirapatkan?
Tahukah kita bahwa jari-jari tangan ketika takbiratul ihram dan takbir perpindahan tidak dirapatkan tapi juga tidak dibuka lebar-lebar, namun hanya sekedar diregangkan?
Atau, tahukah kita syarat sah, rukun, yang sunnah dan yang wajib,serta yang makruh dalam sholat?

Ah, jangan2 kita masih termasuk yg melafadzkan niat sblm sholat padahal Rasul tdk pernah melafadzkannya.
Jangan2 bacaan sholat kita berbeda dengan Rasul karena tdk pernah belajar sholat yg dilengkapi dengan hadits-hadits shohih.
Jangan2 kita masih tidak tahu harus memandang ke mana ktk ruku` krn tdk pernah baca haditsnya.

Di atas itu semua, jangan2 kita termasuk yg sombong thd ilmu sholat sehingga tidak mau mempelajarinya lagi.

Seorang ustadz di "LIPIA" Jepang pernah berkata bahwa sholat adalah ibadah ritual yang paling lengkap petunjuk-petunjuknya, paling banyak hadits-haditsnya, sehingga bisa dikatakan tidak ada tempat bagi seseorang untuk membuat-buat gerakan dalam sholatnya.

Mari, sempurnakan sholat, khusyu`kan dan ikhlaskan. Karena ia akan menjadi amal pertama yg akan dihisab di hari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah ar-Rahman.

Kita berlindung kepada Allah, dari kesusahan-kesusahan di akhirat yang dikarenakan buruknya sholat kita.





.... yg abis nonton (lagi) vcd ttg sholat ...

Referensi sholat yang -insya Allah- bagus:
1. Sifat Sholat Nabi karya Syaikh al-Albani, atau karya Syaikh bin Baz, atau karya Syaikh bin Jibrin.
2. Fikih Sunnah bab sholat karya Sayyid Sabiq, atau kitab-kitab fikih lain, yang telah diakui ulama2 di dunia.
3. VCD-VCD Sifat Sholat Nabi.


Saturday 17 March 2007

Cara Membuka Pintu-Pintu Langit


Rasulullah shallallahu `alahi wa sallam bersabda, yang artinya:

"Empat
rakaat sebelum zhuhur tanpa diselingi salam, maka dibukakan pintu-pintu langit
bagi empat rakaat tersebut."

(Hadits hasan riwayat Abu Dawud,
at-Tirmidzi dan Ibnu Khuzaimah, dari Abu Ayyub)

Syaikh Ibnu Ustaimin berkata:


“Dalam kitab syarah Zaad Al-Mustaqni’ dinyatakan bahwa dalilnya adalah Hadits dari Abu Ayyub, “Nabi shalat sebelum zhuhur sebanyak 4 raka’at tanpa diselingi dengan bacaan salam.” (HR. Abu Dawud No. 1270 dan Ibnu Majah No. 1157)


Akan tetapi Hadits di atas tidak menegaskan bahwa 4 raka’at tersebut
dengan 2 tasyahud, oleh karena itu kami (Syaikh Utsaimin -pen)
berpendapat, “Jika ada orang yang shalat sebelum zhuhur 4 raka’at
dengan 2 tasyahud, maka hal tersebut lebih dekat kepada hukum makruh,
karena Nabi shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian shalat witir sebanyak 3 raka’at, janganlah menyerupai shalat maghrib.” (HR. Baihaqi 3/31, dalam Fathul Bari 2/481 Ibnu Hajar mengatakan “Sanadnya sesuai dengan persyaratan Bukhari dan Muslim.”)


Hadits tersebut merupakan Hadits Shahih. Hadits ini menunjukkan
bahwa syariat menginginkan agar shalat sunnah itu tidak sama dengan
shalat fardhu. Jika ada orang yang melaksanakan shalat sunnah 4 roka’at
akan tetapi seperti shalat zhuhur yaitu dengan 2 tasyahud berarti dia
telah menyamakan shalat sunnah dengan shalat fardhu.” (Syarah Mumti’ 4/111-112).

:::::::::::::::::::

Terkadang kita mempunyai waktu
luang pada saat zhuhur, tp entah knp, sholat sunnah rawatib zhuhur sering kita
cukupkan dg 2 rakaat ba`diyah.

Seorang ulama sampai-sampai menyengajakan
dirinya berutang (meskipun tak membutuhkannya), agar dpt melaksanakan
sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu `alayhi wa sallam ktk berutang, stidaknya
sekali seumur hidupnya. Sedangkan kita, untuk 4 rakaat sblm zhuhur yg ksempatan
mengamalkannya sering datang, jangan2 blm pernah kita amalkan. Tidakkah kita
mencintai sunnah rasul?

Wallahul-musta`aan