Wednesday 30 May 2007

Jepang, TAMAT !?

"Jepang sudah selesai (tamat)", demikianlah kira2 terjemahan bebas tulisan pada digital board dalam foto di samping. Apa maksudnya? Yang tahu huruf kanji pasti langsung sadar, bahwa yang terjadi hanya salah pengetikan.


Tulisan tersebut dalam bahasa Jepang dibaca "Nihon wa shuuryou shimashita". "Nihon" artinya "jepang", dan "shuuryou shimashita" adalah bentuk lampau dari kata yang berarti "selesai".

Salah pengetikan terjadi pada bagian "nihon".Kanji "nihon" terdiri dari 2 huruf kanji "日"(ni) dan "本"(hon). Pada urutan seperti di foto, kanji ini dibaca "nihon", namun bila dibalik, maka ia dibaca "honjitsu" (kanji "ni" juga bisa dibaca "jitsu"). Nah, seharusnya huruf kanji pada foto bertuliskan "honjitsu wa shuuryou shimashita", yang bisa diartikan "hari ini sudah selesai". Maknanya adalah, pelayanan hari ini sudah selesai (foto ini adalah papan di suatu stasiun).

Foto ini saya temukan di internet, dengan diberi judul ”言葉にできない” (tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata). Mungkin orang jepang yang memotret salah ketik ini merasa kejadian ini sangat lucu/mengherankan shingga kehilangan kata-kata.

Pemakaian kanji pada bahasa Jepang, membuat kelucuan-kelucuan seperti ini kadang terjadi.

Tuesday 22 May 2007

Kamikouchi




Pintu Masuk Pegunungan Alpus Utara

Kenapa Sakura Menjadi Bunga Nasional Jepang?

Salah satu penjelasan mengapa sakura menjadi bunga nasional jepang adalah sifat sakura yg 潔く、ぱっと咲いて、ぱっと落ちる(isagiyoku, patto saite, patto ochiru).

Dlm bhs indonesia, kalimat tsb mgkn bisa diartikan, "berbunga indah dlm waktu singkat, lalu berguguran."

Sifat ini (katanya) sesuai dengan kejiwaan orang-orang Jepang yang sering memilih mati meninggalkan nama daripada hidup tanpa pesona.


Dari cerita2 samurai kita mungkin mengenal "harakiri", atau yg lebih sering disebut "seppuku" oleh orang2 jepang. Atau mungkin di antara kita ada yg masih ingat dengan istilah "kamikaze" di perang dunia kedua. "Seppuku" maupun "kamikaze" (katanya) tergambar dalam sifat bunga sakura yang singkat dalam berbunga lalu berguguran.

Demikian teman jepang saya menjelaskan :-)

Kalau dalam islam, kita mengenal mati syahid dan hidup mulia. Agak-agak mirip mgkn dg sakura, hanya saja bunuh diri dilarang dalam islam :-).

Seorang muslim dilarang menggugurkan "bunganya" sendiri. Kalaupun ia belum bisa mekar sempurna dalam menebarkan pesonanya, maka ia disuruh untuk terus berusaha mencapai mekar sempurna, sampai Allah yang menggugurkan "bunga" tersebut melalui takdirNya.







==============================
gambar 1 : 八重桜 (Sakura 8 Kelopak)
gambar 2 : 枝垂桜 (Sakura Dahan Menjulur)

Tuesday 15 May 2007

Ketika Ingin Saling Menasehati ....

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyebutkan beberapa sifat yang harus
dimiliki oleh seorang da'i yang mengajak kepada perbuatan ma'ruf dan
melarang orang lain berbuat mungkar, di antaranya :



"...Yang dimaksud dengan niat terpuji yang diterima di sisi Allah dan
mendapatkan ganjaranNya adalah hendaknya amalan tersebut ditujukan
untuk mencari ridha Allah dan yang dimaksud dengan amal terpuji yang
merupakan amal saleh adalah amal yang diperintahkan, dan apabila
demikian adanya maka orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar wajib
menerapkan pada dirinya sendiri dua syarat tadi, dan tidaklah disebut
amal saleh apabila tidak berdasarkan ilmu dan pemahaman ...."



Kemudian beliau berkata pula :



"...maka orang yang menjalankan amar ma'ruf nahi munkar haruslah
memiliki ilmu tentang hal yang ma'ruf dan yang mungkar dan dapat
membedakan antara keduanya dan harus memiliki ilmu tentang keadaan
orang yang diperintah dan yang dilarang.



Dan yang dimaksudkan dengan ilmu adalah apa-apa yang dibawa oleh
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dari apa-apa yang Allah utuskan
kepadanya dan dia adalah As Sulthan sebagaimana Allah berfirman :



"Yaitu orang-orang yang memperdebatkan ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada mereka." [Ghafir : 35]



Barangsiapa yang berbicara tentang dien Islam ini bukan dengan apa yang
telah Allah utuskan kepada RasulNya, maka ia berbicara tanpa ilmu, dan
barangsiapa yang dikuasai oleh syetan maka syetan pasti menyesatkannya
dan menuntunnya menuju adzab jahannam yang menyala- nyala. Dan
barangsiapa yang tunduk kepada dienullah maka ia telah beribadah kepada
Allah dengan keyakinan."

[Majmu'Fatawa, juz 28 hal. 39. Dinukil dari buku Dhowabit All-Amri
bil ma'rufi wan nahyi 'anil mungkari inda Syaikhil Islam Ibni Taimiyyah]

http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1893&bagian=0



Monday 14 May 2007

Quran - 75 Qiyamah Mishary Al-Afasy




"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan." (Q.S. Ali Imran [3]:185)

Wednesday 9 May 2007

Perihal "Lafadz-Lafadz Allah" di Alam

Belakangan ini makin banyak berita-berita tentang lafadz2 Allah yg muncul di alam. Di telur, di pohon, di langit dalam bentuk awan, dll.
Bagaimanakah seharusnya seorang muslim menyikapinya? Berikut jawaban seorang ustadz yg insya Allah bisa menjadi rujukan.

=====================================================================

Assalamualaikum War. Wab.


Ustadz, saya membaca pertanyaan tentang fenomena lafadz Allah dan
terus terang saya meyakini atas kejadian ini bahwa seluruh isi alam
semesta juga bertasbih dan berzikir menyebut asmanya. Hal itu
sebagaimana firman Allah:


“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih
dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.
” (QS al-Isrâ’ [17]: 44)


Jika ayat di atas tidak sesuai dengan maksud fenomena lafadz Allah, maka bagaimana maksud sebenarnya dari ayat di atas?


Atas jawaban ustadz kami sampaikan terima kasih.

Ahmad Haikal Ar Rifai



Jawaban


Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dengan cermat dan teliti,
sebelum kita terlanjur menganggap adanya fenomena lafahz Allah ini
sebagai bagian dari mukjizat atau apa pun namanya.


Pertama, kalau disebutkan bahwa kita ini tidak mengerti tasbih
mereka, maka memang ayat ini justru menunjukkan bahwa fenomena
terbentuknya huruf-huruf aneh itu bukan bentuk tasbih mereka. Sebab
Al-Quran tegas menyebutkan bahwa kita tidak mengerti cara tasbih mereka.


Paling tidak, cara tasbih mereka bukan dengan cara membentuk tulisan
arab atau sejenisnya. Sebab dengan tulisan arab itu, kita malah jadi
mengerti cara tasbir mereka. Padahal ayatnya mengatakan bahwa kita
tidak mengerti cara tasbihnya.


Kedua, juga penting untuk dipahami bahwa ayat ini menegaskan bahwa
yang bertasbih itu bukan hanya satu atau dua benda saja, akan tetapi
segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya ikut bertasbih
kepadanya.


Padahal yang membentuk lafadz-lafadz itu hanya beberapa saja, apakah
dengan demikian semua makhluk yang lain tidak bertasbih? Ini perlu
dipikirkan masak-masak dan cermat.


Ketiga, bentuk-bentuk keajaiban itu mungkin saja bagian dari
kebesaran Allah, namun mungkin saja bukan. Mengapa kita tidak harus
terlalu peduli?


Jawabnya karena kita tidak punya petunjuk pasti, adakah hal-hal demikian merupakan hujjah lana ataukah hujjah 'alaina. Hujjah lana maknanya adalah bahwa bukti-bukti itu menjadi argumentasi yang menguatkan kebenaran Islam. Sedangkan hujjah 'alaina malah
sebaliknya, merupakan fenomena yang justru merugikan Islam. Pasalnya,
tidak ada keterangan dari nabi SAW tentang adanya fenomena ini.


Seandainya nanti ada dedaunan pohon, atau awan atau apapun yang bisa
membentuk tulisan yang bukan Allah, tetapi malah sebaliknya, misalnya
lafadz "Isa adalah Tuhan", atau "Aku adalah Allah" atau lafadz lainnya,
yang intinya malah kontra-produktif, adakah kita akan mempercayainya
juga sebagai bagian dari bertasbihnya makhluk-makhuk itu?


Lalu bagaimana dengan fenomena tulisan lafadz Allah yang sekarang sudah terlanjur kita banggakan itu?


Karena itu menurut hemat kami, rasanya tidak terlalu menarik untuk
mengajak orang-orang masuk Islam atau membela Islam lewat
fenomena-fenomena semacam ini. Walau pun kami pun tidak menyalahkan
bila ada yang berpandangan bahwa hal itu termasuk modal dalam berdakwah.


Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,



Ahmad Sarwat, Lc

http://www.eramuslim.com/ustadz/fqk/7506095234-sekali-lagi-tentang-fenomena-lafadz-allah.htm




Tuesday 8 May 2007

Al-Ardhu Lana, Wal Qudsu Lana


Al-Ardhu Lana Wal Qudsu Lana
Wallahu Biquwwatihi Ma'ana
Wa Jumu'ul Kufri Qad Ijtama'at
Kay Tahzimana Lan Tahzimana
Lan Tahzimana

Wal Aqsa Yantaziru Solahan
Fallahallaha Asyawisana

Hadzal Qur'anu Yu'allimuna
Wa Bidarbil Haqqi Yubassiruna
La Izzata Illa Bijihadin
Qudsiyyin Nahwati Yadfa'una

Ya Muslimu Kabbir Mu'taliqon
Waltahmil Fizzahfil Kafana

Amasajidana Wa Ma'adzinana Wa Mafawizana Wa Mada'inana
La Dam'an La Huznan Wa Asan Sihi Wa Da'nahul Hazana
Ka Hamasuth Thauratu Syamikhatun Kat Toudi Tuqadzdzi Thauratana

Ya Jundal Islami Sallimtum
Antum Ahfadu Muhammadina
Lau Anna Asyawisa Hittinin
Syahidu Af'ala Hijarotina
Lartajala Solahu Wa A'lanaha
Labbaiki Hamasa Warithatana


Terjemahan : Ust Mohammad Bakir
Olahan Semula : Asyraffdini

Bumi Milik Kami, Al-Quds Milik Kami
--------------------------------------------------------
Bumi milik kita, Al-Quds milik kita
Dan Allah dengan kekuatan-Nya bersama kami
Dan berkumpullah musuh kuffar
Demi memusnahkan kita
Tidak sekali-kali dapat memusnahkan kita.

Dan Aqsa menunggu-nunggu seorang Salahuddin
Maka Allahlah pemimpin kami

Qur'an ini mengajar kami
Dan dengan jalan kebenaran memandu kami
Tiada kemuliaan kecuali dengan berjihad,
Suci dan mulia yang mendorong semangat kita.

Apakah masjid kita, menara azan kita, kampung kita dan bandar kita,
Tiada air mata, tanpa sedih kecewa, tanpa putus asa. Sloganku biarkanlah ia berduka,
Maka sesungguhnya semangat mujahid menggunung, bagaikan bukit menyemarakkan penentangan kami.

Wahai tentera Islam, sejahteralah kamu
Kamu cucu Muhammad kita
Sekiranya pahlawan di Hittin
melihat kesan dari anak-anak batu kami
Akan menggeletarlah sendi-sendi pemimpin Salahuddin
Dan akan mengisytiharkan kami menyahut seruanmu
Hamas pewaris kami.

Lirik : Samirul Qadat

Syukran kpd wewr



Bolehkah Berdoa Meminta Syafaat Kepada Rasulullah?

Ada sebagian kaum muslimin yg salah kaprah dlm berdoa hingga mengucapkan,
"Ya Rasulullah, kurniakanlah syafaatmu".

Padahal Allah hanya memerintahkan untuk beribadah (termasuk berdoa) hanya kepadaNya.
Berikut kutipan fatwa Syaikh al-Fauzan berkenaan dg hal tsb.

Allahumma inna-nas-aluka `ilman naafi`an

SM

===================================================================

Pertanyaan
Syaikh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan ditanya : Ada sekelompok manusia yang berdoa dengan doa yang mereka yakini merupakan penyembuh dari penyakit gula (kencing manis), dan doa itu berbunyi, “Rahmat dan kesejahteraan kepadamu dan kepada keluargamu wahai pemimpin saya, wahai Rasulullah. Engkau adalah wasilahku, ambillah tanganku, sedikit usahaku, maka ambilah aku”. Dan mengatakan ucapan ini “Wahai Rasulullah ! Berilah syfaat kepadaku”. Dan dengan pengertian lain, “Doakanlah, wahai Rasulullah, untuk kesembuhanku”. Bolehkah mengulang-ulangi doa ini ? Dan adakah kegunaannya seperti yang mereka yakini, berikanlah petunjuk kepada kami, semoga Allah memberikan berkah kepada Anda.

Jawaban
Doa ini termasuk syirik akbar, karena ia adalah berdoa kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak ada yang mampu memberi kesembuhan selain Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka meminta doa kepada selain Allah adalah syirik besar. Demikian pula meminta syafaat dari Rasulllah setelah wafatnya ini termasuk syirik besar. Karena kaum musyrik generasi pertama adalah penyembah para wali dan berkata, “Mereka adalah para pemberi syafaat untuk kami di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah mencela dan melarang mereka dari hal itu.

“Artinya : Dan mereka menyembah selain darpada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak pula kemanfaatan, dan mereka berkata, ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah” [Yunus : 18]

“Artinya : Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata), ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan diri kepada Allah dengan sedekat-dekatnya” [Az-Zumar : 3]

Semua ini termasuk syirik besar dan doa yang tak terampuni kecuali bertaubat kepada Allah dari dosa tersebut, dan menekuni tauhid dan akidah Islam, ia termasuk doa syirik. Tidak boleh lagi seorang muslim mengucapkannya, tidak boleh berdoa dengannya dan tidak boleh pula menggunakannya. Seorang muslim harus (wajib) melarangnya dan memberikan ancaman darinya.

Doa-doa yang syar’i yang digunakan untuk orang sakit adalah doa-doa yang shahih dan ma’ruf, yang merupakan rujukan dari kitab-kitab Islam yang shahih, seperti Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim. Demikian pula membaca Al-Qur’anul Al-Karim atas orang yang sakit gula atau selain penyakit gula juga membaca Al-Qur’an. Sama juga membaca surah Al-Fatihah terhadap orang yang sakit, di dalamnya terdapat penawar, pahala dan kebaikan yang banyak. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mencukupkan kita dengan hal itu dari perkara-perkara syirik.

Seorang muslim tidak boleh mengerjakan sedikitpun dari perkara syirik, dan tidak boleh pula mendatangi amal-amal atau atas doa-doa, kecuali telah pasti keshahihannya dan yakin bahwa hal tersebut termasuk syariat Allah dan syari’at Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal itu dengan bertanya kepada ulama dan merujuk kepada dasar-dasar Islam yang shahih. Nasehat saya agar anda meninggalkan do’a ini dan menjauhkan diri darinya, melarang dan memberikan perngatan darinya.

[Al-Muntaqa Min Fatawa Al-Fauzan, Jilid II hal.39]

[Disalin dari. Kitab Al-Fatawa Asy-Syar’iyyah Fi Al-Masa’il Al-Ashriyyah Min Fatawa Ulama Al-Balad Al-Haram, edisi Indonesia Fatwa-Fatwa Terkini-1, Darul Haq]

http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1622&bagian=0