Wednesday 30 April 2008

Jumat, Hubungan Pasutri, dan Sunnah

Awalnya saya mau nulis judulnya "Hanya Untuk Dewasa"... tapi kykny terlalu membatasi, padahal ia kan ilmu juga dan g vulgar pembahasannya, kyk buku "Sutra Ungu" misalnya...

Ceritanya berawal dari tulisan mas syamsul di http://thetrueideas.multiply.com/journal/item/973 yang mencari-cari dalil sunnahnya hubungan pasutri di hari Jumat. Di tulisan tersebut saya berkomentar bahwa pernah membaca hal tsb di salah satu buku ttg nikah yg pernah saya baca. Hanya saja, saat itu tdk semua buku ttg nikah yg saya miliki sdg ada di rak buku saya... Dan mas syamsul pun belum berhasil menemukan hadits yg saya maksud. Sayangnya, ketika semua buku2 saya kembali ke habitatnya tuk kemudian dipak dan dikirim ke indonesia, saya terlupa dg kasus yg belum terpecahkan di atas (kyk detektif aja ^_^;)

Alhamdulillah, ketika ke Gramedia, Plaza Semanggi, hari Selasa lalu, saya melihat sebuah buku pernikahan yg mengingatkan saya pada kasus di atas. Bukunya adalah Kado Perkawinan, Syaikh Mahmud al-Istambuli, Pustaka al-Kautsar. Beruntungnya, ada buku yg tidak dibungkus plastik sehingga kutahu apa yg kumau ^_^;

"Barangsiapa yang menggauli istrinya pada hari Jumat dan mandi jinabah serta bergegas menuju ke masjid dengan berjalan kaki, tidak berkendaraan, dan setelah dekat dengan imam ia mendengarkan khutbah serta tidak menyia-nyiakannya, maka baginya pahala untuk setiap langkah kakinya seperti pahala amal selama setahun; yaitu pahala puasa dan sholat malam di dalamnya." (HR. Abu Dawud,  an-Nasa'i, Ibnu Majah dan sanad hadits ini shahih)

Btw, saya tidak menghapalnya lho... klo saya hapal, nanti pada g percaya lagi ^_^; Saya foto haditsnya pake hp :) Tau deh, sebenernya diperbolehkan atau tidak... klo di jepang biasanya toko2 buku pada majang tulisan "dilarang memotret isi buku", tp krn  saya g liat tulisan itu pas di Semanggi, yo weis, klo kata orang jawa

"LOVE" LETTER

http://www.quranexplorer.com/quran/
FOR THE LOVERS WHO LOVE TO HEAR THE LETTER RECITED ^_^

Thursday 24 April 2008

Ganti dulu dong, saluran radionya...

Beberapa waktu lalu saya disindir oleh teman saya karena seringnya mengganti saluran radio, dalam perjalanan-perjalanan kami yg menggunakan mobil. Sindirannya kurang lebih seperti ini, Sepertinya Robin (salah satu nama panggilan saya-red-) nih yg paling anti dengan bacaan al-Quran.

Yup, tangan saya sering gatel tuk mengganti saluran radio ketika si radio mulai menyuarakan al-Quran. Apakah saya anti bacaan al-Quran? Jawabannya iya, tp dg syarat. Saya anti bacaan al-Quran yang diacuhkan. Daripada masang saluran yg memperdengarkan al-Quran tapi pendengarnya sibuk ngobrol, dll, mendingan dengerin berita dan info kemacetan. Ini dikarenakan Allah Ta`ala telah berfirman,

وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat. (al-A`raf:204)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan bahwa Allah memerintahkan hal tersebut di atas sebagai penghormatan kepada al-Quran, tidak seperti apa yg dilakukan orang-orang kafir dari kaum Quraisy dalam ucapan mereka, Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan al-Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya (Fushshilat:26). (Tafsir Ibnu Katsir Jilid 3 hlm.514, Pustaka Imam asy-Syafii)

Syaikh al-Albani dalam salah satu fatwanya mengatakan
Apabila majelis tersebut memang majelis zikir dan ilmu yang di dalamnya ada tilawah al-Quran maka siapaun yang hadir dalam majelis tersebut wajib diam dan menyimak bacaan tersebut. Dan berdosa bagi siapa saja yang sengaja mengobrol dan tidak menyimak bacaan tersebut. Dalilnya adalah surat al-A'raf : 204.

"Apabila dibacakan al-Quran, maka dengarkanlah dan diamlah agar kalian mendapat rahmat"
Adapun jika majelis tersebut bukan majelis ilmu dan zikir serta bukan majelis tilawah al-Quran akan tetapi hanya kumpul-kumpul biasa untuk mengobrol, diskusi, bekerja, belajar atau pekerjaan lain-lain, maka dalam suasana seperti ini tidak boleh kita mengeraskan bacaan al-Quran baik secara langsung ataupun lewat pengeras suara (kaset), sebab hal ini berati memaksa orang lain untuk ikut mendengarkan al-Quran, padahal mereka sedang mempunyai kesibukan lain dan tidak siap untuk mendengarkan bacaan al-Quran. Jadi dalam keadaan seperti ini yang salah dan berdosa adalah orang yang memeperdengarkan kaset murattal tersebut. (Kaifa yajibu 'alaina annufasirral qur'anil karim, Syaikh al-Albany)

Sangat disayangkan, di hari Jumat atau di waktu shubuh, ada sebagian mesjid-mesjid yg memasang kaset murottal dengan pengeras suara dg maksud memanggil orang-orang atau menumbuhkan suasana islami. Tujuannya baik, tapi caranya justru menjadikan al-Quran kurang dihormati. Al-Ghoyah laa tubarrirul washilah, tujuan tidak menghalalkan segala cara.

Bahkan dengan speaker dalam sekalipun, kurang tepat memperdengarkan bacaan al-Quran kepada jamaah yg sedang menunggu sholat di dalam mesjid. Karena di antara mereka  mungkin ada yg sedang sholat sunnah (sunnah sebelum khutbah jumat adalah sholat sunnah sebanyak-banyaknya--hadits shahih al-Bukhari), ada yg sedang berdoa (antara adzan dan iqomah adalah waktu makbul doa--hadits shahih Imam Ahmad, Abu Dawud, dan at-Tirmidzi), dll.

Sebagai tambahan, fatwa Syaikh Muhammad Abduh berikut, walaupun berkenaan dg membaca surat al-Kahfi di hari jumat, mungkin bisa menjadi petunjuk bagi kita;
Membaca surat Kahfi di mesjid dengan suara keras pada hari Jumat, termasuk hal-hal yang dimakruhkan,...... Apalagi kalau sedang dibaca dengan dilagukan itu orang-orang di mesjid bersikap semaunya, bercakap-cakap dan tidak mendengarkan. Juga bacaan seperti itu sering mengganggu kekhusyukan orang-orang yang sedang sholat. (dikutip oleh Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunnah-nya Bab Perihal Jumat)

Wallahu a`lam

Thursday 17 April 2008

Dahsyaaattt.....!!!

Kata-kata di atas biasanya digunakan para motivator ulung dalam seminar-seminar mereka. Biasanya pula, diikutkan sodara2nya seperti si hebaatt dan si luarrr biasa, serta g ketinggalan babenya,si suksesss

Nah, saya pun merasakan kedahsyatan hebat yg luar biasa atas kemurahan ar-Rahman kepada hamba2Nya setelah membaca hadits di bawah...
Subhanallaah.

Bagaimana dengan Anda?

--------------------
Barangsiapa bertasbih kepada Allah 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti orang yang melakukan haji 100 kali. Barangsiapa bertahmid kepada Allah 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti orang yang membawa 100 kuda perang untuk berjihad di jalan Allah. Barangsiapa mengucapkan tahlil 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka ia seperti memerdekakan 100 budak dari anak cucu Ismail. Barangsiapa bertakbir 100 kali ketika pagi dan 100 kali ketika sore, maka Allah tidak akan memberikan kepada seseorang sesuatu yang lebih dari apa yang diberikan kepadanya, kecuali orang itu melakukan hal yang sama atau lebih. (Hr. at-Tirmidzi dan ia berkata, hadits ini hasan)

Agar Layar Tetap Terkembang...

Belum lama ini, Ahmadiyah akhirnya ditetapkan sebagai aliran sesat. Alhamdulillah.
Namun ada aliran serupa yg tak kunjung datang juga ketetapan pemerintah ttg kesesatannya, padahal fatwa MUI telah lama dikeluarkan (atau ane aja yg kagak tau?? ^_^;)

Agar layar kebenaran tetap terkembang, dan perahunya tetap melaju di antara gelombang, saya kutipkan artikel berikut ini...

اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Tunjukilah kami jalan yang lurus

--------------------------------------------------------------------------------------

Pertanyaan:

Assalamu'alaikum wr.wb.
ustadz, saya ingin mendapatkan penjelasan detail tentang LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII), apakah ia termasuk aliran yang sesat ? di sisi mana letak kesesatannya ?bagaimana caranya untuk menyadarkan orang yang menganut pemahaman LDII ? sebelumnya jazakumullah khairan katsiran.
saya berharap jawaban juga dikirimkan ke alamat email atau ada buku yang membahas lebih detail tentang LDII dan kesesatannya ?
wassalamualaikum wr.wb.

SISWANTO

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.

Islam Jamaah tentu saja banyak penyimpangannya. Untuk lebih jelasnya silahkan baca makalah yang kami nukil tentang Islam Jamaah :

Islam Jama`ah adalah suatu nama jama`ah sempalan yang sangat identik dengan khawarij. Kelompok ini pusatnya di Indonesia dan hampir tidak terdengar namanya di luar Indonesia, walaupun mereka mengaku-ngaku bahwa jama`ah mereka ini telah mendunia.

Jama`ah ini didirikan oleh seorang yang bernama Nur Hasan Ubaidah, yang menurut pengakuannya bahwa jema`ah ini telah ada sejak tahun 1941. Namun yang benar ia baru dibai`at pada tahun 1960. Kelompok ini berdiri pertama kalinya dengan nama Darul Hadits. Lalu kemudian berganti-ganti nama menjadi YPID (Yayasan Pendidikan Islam Djama`ah), lalu LEMKARI dan pada tahun 1991 menjadi LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia). Penggantian ini dalam rangka menyesuaikan dengan keadaan dan supaya tidak ketahuan jejak mereka jika mulai timbul ketidaksukaan dari masyarakat.

Berikut sekilas tentang jemaah mereka. Sistem Pengajian Sistem pengajian mereka disebut mangkul. Yaitu bahwasanya kajian hadits dan Al-Qur`an harus memakai isnad. Mereka berdalil dengan perkataan Ibnul Mubarok : Isnad itu bagian dari agama. Kalau tanpa isnad, maka siapa saja akan berkata apa yang dia sukai. Dalam masalah hadits, Nur Hasan Ubaidah mengaku mempunyai isnad sampai ke Imam Bukhari dan Imam-Imam yang lainnya.

Sedang dalam masalah Al-Qur`an, dia mengaku mempunyai isnad sampai ke Ali bin Abu Thalib dan Utsman bin Affan, bahkan sampai ke malaikat Jibril. Siapa saja yang memiliki isnad selain Islam Jema`ah dianggap tidak sah dan palsu. Menurut mereka barang siapa yang beramal tanpa isnad sama saja amalnya tidak sah dan tidak diterima oleh Allah. Sehingga wajar saja jika kita masuk mesjid atau rumah mereka, mereka selalu mengepel bekas kita karena menganggap toharoh kita tidak sah sehingga kita dianggap membawa najis.

Islam Jamaah dan Hadits Nabi Menurut mereka, shahih tidaknya suatu hadits tergantung kepada amir mereka. Sebuah hadits palsu dapat dianggap hadits shahih jika menurut amir mereka hadist shahih. Sistem Keamiran Menurut mereka, mendirikan kelompok (jamaah) dan berbaiat terhadap amir adalah wajib.

Dalil-dalil yang mereka gunakan adalah :

1. Hadits tentang iftiroq (terpecahnya) umat menjadi 73 golongan. Dan dalam suatu lafaz hasits tersebut Rosulullah menjelaskan hanya satu golongan yang masuk surga yaitu al-Jamaah. Menurut mereka, itulah jema�ah mereka yang disebut oleh Rosulullah.

2. Sebuah hadits yang menurut mereka diriwayatkan oleh Imam Ahmad, namun ternyata tidak ada. Yaitu hadits : Tidak ada islam kecuali dengan jama`ah dan tidak ada jama`ah kecuali dengan amir dan tidak ada amir kcuali dengan bai`at. Itu hanyalah ucapan Umar bin Al-Kaththab yang diriwayatkan oleh Ad-Darimi dengan sanad yang dhaif didalam sanadnya ada perawi majhul dan lemah ( lihat silsilah fatawa syar`iyyah karya syaikh Abul-Hasan As-Sulamani fatwa no.39)

3. Surat Al-Isro ayat 71 Pada hari yang Kami panggil setiap orang dengan imamnya (kitab catatan amalnya), maka barang siapa yang didatangkan kitabnya dari kanannya, maka mereka membaca kitabnya dan mereka tidak dirugikan sedikitpun. Menurut mereka pada hari kiamat nanti setiap orang akan dpanggil bersama imamnya yaitu amirnya. Barang siapa yang tidak punya amir, maka dia akan dikumpulkan bersama orang-orang kafir.

Anggota-anggota Islam Jama`ah sangat taat kepada amirnya. Mereka berdalil dengan surat An-Nisa ayat 59 : Hai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah dan taatlah kepada Rosul dan Ulil amri diantara kalian. Menurut mereka hanyalah disebut orang beriman jika telah taat kepada Allah, Rosulullah, dan amir mereka. Tidak cukup hanya taat kepada Allah dan Rosulullah. Jadi perintah Allah sama dengan perintah Rosul sama dengan perintah amir mereka.

Bahkan jika mereka berbuat ma`siat kepada Allah, bisa dimaafkan dengan cukup beristigfar. Namun jika bersalah kepada amir, maka tidak cukup hanya beristigfar tapi juga harus dengan membuat surat pernyataan tobat (yang hal ini merupakan tasyabuh dengan orang-orang Kristen Katolik) dan membayar kafarah yang ditentukan menurut selera amir mereka.

Perekonomian.

Jalannya kegiatan amir dan para pengurus jema`ah mereka yaitu dengan menarik sodaqoh wajib dari setiap anggotanya sekian persen dari pendapatannya. Besar sodaqoh wajib (yang lebih cocok disebut pajak) ini berubah-ubah sesuai keputusan amir, dan setiap anggota tidak sama berdasarkan kekayaan mereka.

Pengkafiran terhadap orang-orang di luar jama�ah mereka.

Perlu diketahui bahwasanya jenis anggota mereka secara umum terbagi dua, yaitu fanatik (bersifat keras tanpa toleransi) dan moderat (ada sedikit toleransi terhadap orang-orang diluar jema`ah mereka). Yang moderat ini biasanya adalah anggota-anggota baru yang mereka anggap seperti muallaf. Mereka masih mau sholat dengan orang-orang diluar jema`ah mereka, namun lama-kelamaan juga akan sama seperti yang fanatik Sedangkan yang fanatik, mereka menganggap semua orang yang diluar kelompok mereka adalah kafir. Sehingga mereka tidak mau sholat diimami atau di mesjid orang-orang yang bukan anggota jema`ah mereka.

Bahkan mereka boleh mengambil harta orang diluar jema`ah mereka asal tidak membahayakan mereka. Aqidah Mereka Menurut mereka orang yang melakukan dosa besar kekal di dalam neraka. Dan orang-orang yang tidak membai�at imam mereka adalah kafir dan najis.

Selain itu mereka mempunyai suatu aqidah yang identik dengan taqiyyahnya orang-orang Syi`ah. Mereka menamakannya Fathonah bithonah Budiluhur Luhuringgbudi Karena Allah. Yaitu bolehnya berbohong demi kepentingan jema`ah mereka. Mereka berdalil dengan kisah berbohongnya Nabi Ibrohim ketika berkata bahwa patung besar yang telah menghancurkan patung-patung yang kecil.

Sistem Doktrin Ajaran Mereka Kekuatan doktrinnya tertumpu pada `Sistem 354` yaitu : 3 = Jamaah, Quran dan Hadits. 5 = Program lima bab berisi janji/sumpah baiat keepada sang amir yaitu : Mengaji, Mengamal, Membela, Sambung jamaah dan Taat Amir. 4 = Tali pengikat Iman yang terdiri dari : Syukur kepada Amir, Menganggungkan Amir, Bersungguh-sungguh dan Berdoa.

Peringatan Kita harus berhati-hati terhadap mereka, jangan sampai tertipu oleh mereka. Sering sekali mereka menutupi sifat-sifat mereka. Sehingga ketika mereka mendakwahi orang awam seakan-akan mereka seperti orang biasa yang mau berjabat tangan dengan orang lain, tidak mengkafirkan orang lain, dan tidak menganggap orang lain membawa najis dan sebagainya. Padahal ini semua adalah tipuan mereka yang mereka sebut dengan bitonah agar bisa mempunyai anggota yang sebanyak-banyaknya.

(dinukil dengan ringkas dari kaset sesatnya Islam jamaah oleh Ustadz Hasyim Rifai dahulunya beliau adalah anggota Islam Jamaah dan buku Bahaya Islam Jamaah Lemkari dan LDII).

Diantara Upaya untuk menyadarkan mereka yang telah menjadi anggota jama'ah tersebut adalah dengan mengajak dialog sambil menjelaskan kepada mereka kesesatan-kesesatam pemahaman jama'ah tersebut.

Wallahu A`lam Bish-Showab,

Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

sumber: http://www.syariahonline.com
--------------------------------------------------------------------------

Wednesday 16 April 2008

Ga usah buru-buru lah...

Orang indonesia punya pepatah "biar lambat asal selamat"... walaupun pepatah tidak tepat untuk semua keadaan, namun yang satu ini sepertinya bisa dicocok-cocokkan dg sang pepatah.

Jika shalat telah didirikan maka janganlah kalian mendatanginya dengan terburu-buru, tetapi datangilah dengan berjalan penuh ketenangan. (Gerakan) apapun yang kalian dapatkan kerjakanlah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah. (Muttafaqun `alaihi)

Dalam hadits ini, jelas bhw kita dianjurkan untuk tidak tergesa-gesa menuju tempat sholat, namun mendatanginya dengan tenang. Lebih tegas lagi, dalam tambahan hadits yg diriwayatkan Imam Muslim disebutkan,

Karena sesungguhnya jika salah seorang di antara kalian sengaja berangkat untuk shalat, maka dia berada dalam keadaan shalat.

Tentu saja, hadits ini  bukan menganjurkan orang2 tuk menunda-nunda shalat hingga iqamat tiba apalagi hny gara2 hal2 g penting, seperti nonton bola (shubuh2 biasanya),  ngobrol g jelas, buka situs g penting, dll :) Karena menunggu sholat di Mesjid, memiliki keutamaan yang besar.

Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya "Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia" (Hr. Muslim)

Selain itu, hadits yg saya kutip di awal juga mengajarkan kpd kita apabila masbuk untuk langsung mengikuti gerakan imam apa saja itu, (gerakan) apapun yang kalian dapatkan kerjakanlah, dan apa yang tertinggal maka sempurnakanlah. Bukan seperti yg masih dilakukan sebagian kaum muslimin, di mana apabila mereka masbuk dan imam misalnya sdg sujud, mereka menunggu sampai imam berdiri kembali.

Wallahu a`lam

Friday 4 April 2008

mereka dan saudara-saudaranya....

"Jika engkau melihat seseorang melakukan keburukan, ketahuilah bahwa keburukan itu mempunyai saudara-saudara keburukan yang lain. Dan jika engkau melihatnya melakukan kebaikan, maka ketahuilah kebaikan itu akan mempunyai saudara-saudara kebaikan yang lain" (Zubair bin Awwam, spt tdpt dlm Tahdzibu Tahdzib, 7/183)

Said bin Jubair, seorang tabi`in mengatakan, "Sesungguhnya termasuk pahala kebaikan adalah kebaikan setelahnya. dan sesungguhnya termasuk akibat keburukan adalah keburukan setelahnya." (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyah 10/11)

Apakah kita termasuk yang dekat dengan kebaikan dan saudara-saudaranya? Ataukah kita termasuk yang berasyik-masyuk bersama keburukan dan komplotannya?

Semoga Allah membalas kebaikan kita dg kemudahan tuk melaksanakan kebaikan-kebaikan  berikutnya, dan menghindarkan diri kita dari akibat-akibat keburukan yang berupa kejatuhan dalam keburukan berikutnya.