Wednesday 14 May 2008

High Quality Quran Mp3 Downloads

http://quranicaudio.com/
Mp3 al-Quran dengan kualitas tinggi. Gratis tuk di download tentunya :)

Allahummarhamna bil-quraan
(Ya Allah rahmatilah kami dengan al-Quran)

Sunday 11 May 2008

The Worst of Me

Klo orang2 hebat yg memiliki bnyk karya, biasanya akan mengeluarkan The Best of Me, setelah malang melintang berkarya. Berhubung saya belum malang melintang, dan jangan2 masih malang tenggelam (^_^;) jadi saya ngeluarin albumnya The Worst of Me, kumpulan blog2 "terburuk" saya selama ini. Bukan berarti yg isinya jelek-jelek lho (setidaknya menurut saya). Hanya saja, ini adalah blog2 yg dilihat oleh paling sedikit orang (15 ke bawah), dengan mengenyampingkan posting iklan dan yg berkenaan dg waktu2 tertnetu (ramadhan dll--lagian biasanya yg kyk gini lumayan pengunjungnya), dan yg isinya sebenarnya sama. Diurut mulai dari yg paling sedikit.

Selamat berselancar :)

1. ..aku_adalah_Muhammad_bin_Abdullah_hamba_Allah_dan_utusanNya.. (5)
2. Pasar_di_Surga (5)
3. Mengunjungi_saudara.. (5)
4. Yang_Terasing_Ghuraba (6)
5. Bangun_Malam (10)
6. Istirahat_Sejenak..... (10)
7. Ngelmu_Dong... (10)
8. Selamat_Tinggal (11)
9. Sahabat_itu_Mulia (11)
10. Flying_Ship (11)
11. Bolehkah_Meminta_Syafaat_Kepada_Rasulullah_shallallahu_alaihi_wasallam_Setelah_Wafatnya (12)
12. Saat_Sunnahnya_Meninggalkan_Shalat_Sunnah (12)
13. Antara_Taman_dan_Jurang (12)
14. Qunut_Witir (13)
15. Kasus_Bunuh_Diri_Tahun_2006_Berkurang_666_Orang... (13)
16. Ali_radhiallahu_anhu_itu_Sunni (14)
17. Cinta... (15)
18. Kartu... (15)

Thursday 8 May 2008

Subahanallah banget...?!!#\%

Beberapa kali saya mendengar sebagian di antara kita mengucapkan, "subhanallah banget...",  "alhamdulillah banget..", dsb. Saya sempet berpikir ketika mendengarnya "Kok pake "banget" yah, emang subhanallah dan alhamdulillah kurang "banget"? Bukannya kedua kata itu mengandung makna ke"maha"an yg maknanya sudah melebihi kata "banget"?"

Tidak bisa dipungkiri, terkadang kebiasaan membuat kita tidak lagi merasakan perbuatan kita. Budaya sering membuat kita terlena dari makna sebenarnya dari suatu perbuatan. Kekurangpahaman kita akan makna sesuatu terkadang mejadikan kita membuat paradigma tersendiri ttg sesuatu itu.

Kebiasaan kita berdzikir dg "subhanallah", "alhamdulillah", dll, terkadang membuat kita tidak lagi menghayati dzikir mulia tersebut. Budaya keislaman yg membuat kita mengucap "subhanallah" ketika melihat sesuatu yg indah, "alhamdulillah" ketika berterimakasih, dsb seakan-akan menjadikan makna "subhanallah" sebatas "keren" atau "cantik", dan "alhamdulillah" sebatas "terimakasih". Kekurangpahaman kita atas makna ke"maha"an yg terkandung dalam "subhanallah" atau "alhamdulillah" membuat kita memiliki paradigma perlunya menambah kata "banget" di belakangnya.

Jadi, klo yg keluar dari mulut kita adalah "subhanallah banget", mungkin maknanya "cantik banget". Klo yg terucap adalah "alhamdulillah banget", mungkin maknanya "terimakasih banget". Jika demikian kondisi kita, maka sangat disayangkan krn bisa jadi sangat mngurangi kesempurnaan dzikir2 kita.

Perlu diketahui bhw, dzikir adalah suatu amalan yg mengandung 2 perbuatan, "mengingat", dan "mengucap". Demikian ucap seorang ustadz ktk sdg menjelaskan dzikir sbg salah satu benteng amarah (benteng amarah yg lain lihat http://muqorrobin.multiply.com/journal/item/60/Kiat_Menahan_Amarah ). Imam an-Nawawi juga menyebutkan dlm kitab adz-Dzikra-nya bhw kesempurnaan berdzikir adalah dengan hati dan lisan. Jadi, jgn sampai kita merasa sdh bnyk bdzikirnya, tapi nanti ringan timbangannya. Atau jangan2 sejak awal tdk ada pengharapan pahala dalam dzikir2 kita itu? Cape de ^_^;

Semoga Allah menjadikan kita hamba-hambaNya yang memahami dan memaknai dengan benar dzikir-dzikir kepadaNya, dan menghayati apa-apa yang terucap dari lisan dalam ibadah kepadaNya.



Visit Our BATiK ONLiNE STORE


Apa Kata Ulama

Alhamdulillah, Indonesia masih MUI yang berisikan Ulama yang insya Allah berkompeten dan peduli terhadap umatnya. Berikut ini sambutan dewan pimpinan MUI di buku "Bahaya Islam Jama`ah, Lemkari, LDII"

Bagi yg masih ragu dengan kesesatan LDII, apakah anda lebih mempercayai Nur Hasan Ubaidah yang tidak jelas dapet ilmunya dari mana daripada MUI yg lebih jelas orang2nya?

--------------------------------------------------------

Bismillahirrahmanirrahim

  Segala puji dan syukur tertuju kepada Allah SWT, salam sejahtera semoga selalu terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW, demikian juga kepada para sahabatnya, keluarganya dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.

  Selanjutnya Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia, memberikan penghargaan yang tinggi kepada Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam (LPPI) Jakarta, yang telah melakukan telaah yang mendalam tentang Islam Jamaah/Lemkari/LDII.

  Kami pun sangat menyambut baik rencana penerbitan buku berjudul: "Bahaya Islam Jamaah/Lemkari/LDII" sejalan dengan pendapat Komisi Fatwa MUI, bahwa ajaran Islam Jamaah, Darul Hadits (atau apapun nama yang dipakainya) adalah ajaran yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang sebenarnya dan penyiarannya itu memancing-mancing timbulnya keresahan yang akan mengganggu kestabilan negara, serta sejalan dengan Keputusan Jaksa Agung RI No:089/DA/10/1971.

  Demikian sambutan kami, semoga buku ini besar manfaatnya bagi masyarakat kita dalam upaya melindungi aqidah Islamiyah dari berbagai faham yang menyimpang.

                                                                              Wassalam,

                                                                          DEWAN PIMPINAN
                                                                          MAJELIS ULAMA INDONESIA
Pj. Ketua Umum                                                  Sekretaris Umum,




PROF.KH. ALI YAFIE                                          DRS.H.A. NAZRI ADLANI

Chatting (Debat?) dg orang LDII..

Barusan saya nyebarin link 2 tulisan saya ttg LDII ke group trainee di YM saya. Ternyata ada yg bereaksi negatif, alias membantah. Ketahuan deh tuh orang...

Saya sendiri krn sdg buru2, jadi merasa tdk berdebat dg sempurna juga, tapi saya bagi2 di sini dg harapan bisa menjadi referensi bagi kita semua..
Dia sempet 2 kali di ofline di tengah chat sebelum akhirnya hanya menuliskan icon malu, krn sepertinya tdk bisa menjawab kata2 saya.

Salah satu ajaran mereka adalah, barongan mundur, kebo maju (kalo ketemu barongan (rumpun bambu berduri yg sulit ditembus), hindarkan debat, klo ketemu kebo (bodoh, gampang diajak-ajak), teruskan debat.)
barongan adalah sebutan tuk orang yg cukup memahami agama, dan kebo adalah sebutan mereka tuk yg awam tentang agama.

Mari perkuat kredibilitas keilmuan kita.

Waspadalah! Waspadalah!

---------------------------------------------------

nisfu prima: itu smua cuman omong kosong
nisfu prima: sebelum anda buktikan kebenran tu sperti apa
nisfu prima: smua hanya klaim aja
syaikhul muqorrobin: saya sudah buktikan mas.
nisfu prima: anda gunakan ayat
syaikhul muqorrobin: saya telah membaca buku yg disusun oleh Lembaga Pengajian dan Penelitian Islam
nisfu prima: padahal anda ga bs buktikan
nisfu prima: dmana kebenran ayat
syaikhul muqorrobin: MUI telah memberikan surat dukungannya terhadapa kesesatan LDII
nisfu prima: sapa mereka apakah mereka pemilik kebernn
nisfu prima: apakah mui pemlilik kebenan
nisfu prima: kebenarna
syaikhul muqorrobin: yang pasti bukan LDII pemilik kebenaran
nisfu prima: itu menurut anda
nisfu prima: blum tentu menurut orang laein
syaikhul muqorrobin: krn sudah bnyk ustadz yg keluar dari sana dan menceritakan kesalahan2 di dalamnya
nisfu prima: smua relatip
syaikhul muqorrobin: masak perlu saya bawa ustadz yg telah keluar dari LDII tersebut ke jepang tuk menjelaskan
nisfu prima: kenyataan tu bukan standar kebernarn
syaikhul muqorrobin: jumlahnya sangat bnayak dan mutawatir
nisfu prima: ga bs untuk ngkur kebrnan
syaikhul muqorrobin: lalu apa standar kebenaran
nisfu prima: tu yg saya tanya
syaikhul muqorrobin: klo kenyataan yg ada bukan standar kebenaran
syaikhul muqorrobin: dalam ilmu hadits, orang yg diakui omongannya adalah yg jelas keilmuannya
syaikhul muqorrobin: yang jelas darimana ia belajar
syaikhul muqorrobin: yang jelas siapa guru2nya
syaikhul muqorrobin: Ulama di MUI adalah orang2 yg jelas belajarnya di mana
syaikhul muqorrobin: siapa guru2 mereka
syaikhul muqorrobin: sedangkan Nur Hasan Ubaidah tidak jelas gurunya siapa, tidak bisa dibuktikan dan dirunut sampai di mana dia mengambil keilmuan
nisfu prima:
nisfu prima: sor dc
nisfu prima: smua kebernan yg anda bilang tu relatip
syaikhul muqorrobin: dalam ilmu hadits, orang2 yg tidak ada namanya di kitab Jarh wa Ta`dil disebut majhul, alias tidak diketahui
nisfu prima: darimana anda yakin mereka ga boong
nisfu prima: kan cuman zhan aja
nisfu prima: anda ga bs butiin lags kan
syaikhul muqorrobin: anda saja bilang saya hanya mengklaim, padahal anda belum buka link saya kasih kan?
syaikhul muqorrobin: saya tanya sekali lagi, ANDA BELUM BUKA LINK YANG SAYA KASIH KAN?
nisfu prima: saya lebih suka tanya jawab
nisfu prima: biarjelas
syaikhul muqorrobin: saya tidak pakai zhan
syaikhul muqorrobin: saya pakai ilmu hadits
nisfu prima: pikiran anda seperti apa
syaikhul muqorrobin: yang telah disepakati oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, at-Tirmidzi dan lainnya
syaikhul muqorrobin: bahwa seseorang yang tidak tersebut namanya dalam kitab2 Jarh wa Ta`dil, maka disebutk Majhul, dan tidak diterima haditsnya
syaikhul muqorrobin: bahwa seseorang yang tidak tersebut namanya dalam kitab2 Jarh wa Ta`dil, maka disebutk Majhul, dan tidak diterima haditsnya
syaikhul muqorrobin: ITU KAIDAH DARI PARA ULAMA AHLI HADITS DARI JAMAN DULU HINGGA SEKARANG

Wednesday 7 May 2008

Apa Kata Mereka

"Buku semacam ini sejak 14 tahun yang lalu saya tunggu-tunggu kehadirannya, alhamdulillah baru sekarang terwujud. Saya merasakan bagaimana pahit dan getirnya berkeluarga dan berumah tangga setelah keluarga saya terkena virus berbahaya LDII, " kata seorang karyawan PLN, pada waktu datang ke kantor LPPI (Lembaga Penelitian dan Pengkajian Islam-red) untuk membeli buku tersebut.

--------------------------------------------

"Saya sampai diusir oleh kedua orang tua saya serta seluruh keluarga saya, gara-gara saya tidak mau masuk kepada Islam Jama`ah atau LDII ini," tutur seorang pegawai BI Jakarta, sambil menunjukkan kartu indetitasnya kepada ketua LPPI, ketika beliau datang ke kantor LPPI untuk membeli buku "Bahaya Islam Jama`ah, Lemkari, LDII" tersebut.

---------------------------------------------

"Buku ini dibikin oleh orang Kristen, ya?!" Begitu ucapan yang keluar dari mulut seorang LDII ketika dia masuk ke kantor LPPI sambil menunjukkan buku "Bahaya Islam Jama`ah, Lemkari, LDII" tersebut waktu kedatangannya yang pertama di kantor LPPI.
Tetapi setelah diajak berdebat untuk mencari kebenaran dengancara yang baik di kantor LPPI, dia tidak bisa berargumen banyak kecuali hanya menunjukkan taklid butanya kepada sang imam Islam Jama`ah Nurhasan Ubaidah Lubis serta putranya Abd. Dzohir ahli waris tahta kerajaan Islam Jama`ah sehingga kami (LPPI-red) katakan kepadanya bahwa tingkatan pengetahuan islam saudara baru setingkat TK yang baru belajar islam.

Kali yang kedua orang LDII tersebut datang lagi dengan menanyakan: "Bagaimana kalau buku ini dibaca oleh orang Kristen? Apa tidak malu kita sama-sama Islam saling menjelekkan?"
Lantas saya jawab: "Kalau ada borok kenapa harus ditutup-tutupi? Biar semua orang tahu boroknya orang LDII yang selama ini dibungkus dengan rapat dan rapi. LDII ini adalah borok dalam Islam yang wajib dibeberkan supaya semua orang tahu di mana dan bagaimana boroknya."

--------------------------------------------

Dan masih banyak lagi fakta-fakta lain yang lebih menunjukkan kebejatan LDII ini, sebagaimana termuat di bagian pengantar buku "Bahaya Islam Jama`ah, Lemkari, LDII". Baca bagian pengantarnya aja kykny sudah cukup tuk membuat orang yg berpikir dg akal sehat tuk tidak ikut-ikutan, dan membuat yg sudah terlanjur ikut tuk keluar.

Waspadalah! Waspadalah! Waspadalah!

Btw, buku yg saya punya adalah cetakan ke-12 tahun 2002 (padahal mulai cetak tahun 1999 lho.. laris manis.. ^_^)

Sunday 4 May 2008

"Jomblo", Sunnah, dan ........

Tulisan ini sama sekali tidak berhubungan dg tulisan sebelumnya. Dan saya tidak hendak membahas "puasa" dan "penyegeraan nikah", melainkan sunnah "jomblo" lain :)

Bagi yang sudah terlanjur punya paradigma sendiri tentang makna "jomblo", maka saya jelaskan dulu deh, bhw makna "jomblo" kali ini adalah "tidak memiliki pasangan alias partner alias temen..... di belakang shaf" . Atau dalam pembahasan ulama lebih sering disebut dengan "Shalat Sendirian di Belakang Shaf" (sori deh, bagi yg merasa kecele.. ^_^;)

Langsung aja...

Dari Abu Bakrah:

Bahwa pada suatu ketika ia sampai dalam mesjid, dan  Nabi shallallahu alaihi wasallam sedang rukuk sebelum ia sampai pada shaf. Ia terus saja takbir dan rukuk sambil terus maju mendapatkan shaf. Dan setelah selesai shalat, disampaikanlah hal itu kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam maka sabdanya: ’Mudah-mudahan Allah menambah kegiatanmu, tapi jangan diulangi”

(HR. Ahmad, al-Bukhari, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)


Diriwayatkan dari Wabishah:

Bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat seseorang shalat di belakang shaf seorang diri, maka oleh beliau diperintahkan untuk mengulanginya sekali lagi”

(HR. al-Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

 
Ahmad meriwayatkan pula:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ditanya perihal seseorang yang shalat di belakang shaf seorang diri, maka sabda beliau: ’Ia harus mengulangi shalatnya’ ”

(Hadits ini dianggap hasan oleh at-Tirmidzi, dan isnad Ahmad ini baik)

 
Dari ’Ali bin Syaiba bhw:

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melihat seseorang shalat di belakang shaf. Beliau diam saja sampai orang itu selesai shalat. Setelah itu barulah beliau bersabda: ’Kembalilah shalat, sebab tidak sah shalat seorang diri itu di belakang shaf’ ”

(HR. Ahmad, Ibnu Majah,  dan al-Baihaqi, dan menurut Ahmad hadits ini hasan)

Nah, klo melihat hadits2 di atas, mungkin kita akan berpendapat bhw para jomblo dalam shalat berjamaah harus mengulangi shalatnya. Tapi ternyata tidak demikian dengan pendapat jumhur ulama, sebagaimana disebutkan Syaikh Sayyid Sabiq di dalam karya monumentalnya, Fikih Sunnah. Jumhur ulama berpegang pada hadits pertama (dari Abu Bakrah), sehingga berpendapat bhw shalatnya itu sah, hanya makruh. 3 hadits terakhir yg memerintahkan pengulangan shalat menurut mereka hanya masalah keutamaan, sehingga dalil-dalil yang ada dapat digabungkan semuanya.

Pendapat itu berlainan dengan pendapat Ahmad, Ishak, Hammad, Abu Laila, Waki’, Hasan bin Shaleh, Nakhai, dan Ibnul-Mundzir yang mengatakan: ”Barangsiapa shalat serakaat penuh di belakang shaf seorang diri, maka shalatnya batal. Ulama2 yg disebutkan terakhir ini lebih cenderung pada 3 hadits terakhir yg disebutkan.

Dalam referensi yg lain disebutkan bhw, Ibnu Taimiyyah menyatakan bhw sholatnya itu sah, bila memang barisan di depannya sudah penuh.

Lebih lanjut, Sayyid Sabiq menyebutkan apabila seseorang datang dan tidak menemukan celah di sela barisan, ada yang berpendapat bahwa ia harus berdiri sendirian di belakang dan makruh menarik orang lain untuk jadi temannya, sedang pendapat lain ialah agar ia menarik orang lain yang mengerti hukum untuk baris di belakang setelah takbiratul-ihram. Dan orang yg diajak ini disunnahkan untuk mengabulkannya.

Dalam hal yg terakhir ini, saya pribadi melihat pendapat Syaikh al-Utsaimin lebih layak dijadikan rujukan. Beliau berpendapat bhw ada beberapa cara menanggulangi masalah ini, namun yg paling baik hanya satu.

Cara kesatu, yaitu menarik seseorang ke belakang untuk shalat bersama. Cara ini dapat menimbulkan langkah tiga atau terputus dari shaf bahkan bisa memindahkan seseorang dari tempat yang utama (shaf yg lebih depan), ke tempat yg sebaliknya.

Cara kedua, maju ke depan untuk shalat di sebelah imam. Cara ini menimbulkan beberapa kekhawatiran. Jika saudara maju dan berdiri sejajar dengan imam maka cara ini menyalahi sunnah, sebab imam harus sendirian di tempatnya agar diikuti oleh yang dibelakang dan jangan sampai terjadi dua imam. Dalam hal ini tidak bisa diberi alasan dengan hadits yang menyatakan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memasuki mesjid dan dijumpainya Abu Bakar tengah shalat berjama’ah lalu beliau ikut shalat di sebelah kirinya dan menyempurnakan shalatnya, karena hal seperti itu dalam keadaan darurat, dimana Abu Bakar ketika itu tak punya tempat di shaf belakang. Akibat lainnya, bila maju ke sebelah imam, maka dikhawatirkan akan banyak melangkahi pundak orang, sesuai dengan banyaknya shaf. Cara ini jelas akan mengganggu orang shalat yang tidak menyenangkan. Di samping itu, jika setiap yang datang kemudian disuruh ke depan jajaran imam, maka tempat imam akan menjadi shaf penuh dan hal ini menyalahi sunnah.

Sedangkan cara ketiga, yaitu meninggalkan berjama’ah dan shalat sendirian, berarti kehilangan nilai berjama’ah dan nilai barisan shalat. Padahal diketahui bahwa shalat berjama’ah walau sendirian shafnya adalah lebih baik ketimbang sendirian tanpa berjama’ah. Hal ini telah dikuatkan oleh berbagai atsar (keterangan shahabat) dan pandangan yang sehat. Allah sendiri tak akan membebani seseorang kecuali menurut kesanggupannya.

Maka menurut beliau yg terbaik adalah cara keempat yaitu jika shaf shalat telah penuh lalu seseorang shalat di belakang shaf sendirian dengan berjama’ah adalah lebih baik dan shalatnya sah.


Wallahu a`lam
Wallahul-musta`an