Thursday 6 August 2009

Kajian tafsir ba'da ashr

Sebagian isi kajian tafsir sore ini, di mesjid kampus International Islamic University Malaysia, oleh Asisten Professor Dr. Radwan Jamal, dari Departemen al-Quran dan as-Sunnah....

Surat al-Kahfi ayat 55...

Allah azza wajalla berfirman
Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan mereka memohon ampun kepada Tuhannya, kecuali (keinginan menanti) datangnya hukum (Allah yang telah berlaku pada) umat-umat yang dahulu atau datangnya azab atas mereka dengan nyata.


"ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan mereka memohon ampun kepada Rabbnya.."

Inilah sumber keimanan, yaitu petunjuk. Tapi Allah menambahkan kata "wayastaghfiruu Rabbahum", padahal "beristighfarnya" seseorang sudah termasuk dalam makna "mendapat petunjuk". Lalu mengapa Allah menambahkan hal tersebut?

Itu karena istighfar memiliki kedudukan yang penting. Hal ini seperti dalam surat al-Qadr ayat 4,
Tanazzalul-malaaikatu war-ruuhu....
"(Pada malam itu) turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril"

Mengapa Allah menambahkan kata ar-ruuhu (jibril) setelah kata malaikat. Bukankah makna jibril sudah termasuk dalam makna malaikat? Ini karena kedudukan jibril yang mulia, khusus, di antara malaikat.

Demikian juga dengan istighfar, kedudukannya khusus di dalam petunjuk, di dalam keimanan.

Lebih lanjut lagi, Allah menggunakan fi`il mudhari' ketika menyebutkan "mereka memohon ampun kepada Rabbnya" --> yastaghfiru rabbahum. Fi`il mudhari' berarti sesuatu yang sedang dan akan dilaksanakan. Itu berarti istighfar yang berbuah keimanan adalah yang terus menerus dilakukan. Dan Allah menggunakan kata Rabbahum (Rabbnya), bukan kata Allah. Rabb berarti Dzat yang Menciptakan, Mencurahkan perhatian, Memberikan rizki dan segala kebaikan, dan yang semisalnya. Di sini Allah menekankan, bahwa kesalahan-kesalahan yang kita perbuat adalah kesalahan terhadap Dzat Yang Maha Baik terhadap kita. Jika air tuba dibalas air tuba, maka itu wajar. Tapi bila air susu dibalas air tuba, tidakkah itu sangat kurang ajar? --dan tidak ada yang semisal denganNya (QS.42:11)--

Apa yang dilakukan Nabi shallallahu alaihi wasallam setelah salam sholat fardhu? Istighfar.
Ya, istighfar. Sesuatu yang biasanya hanya kita lakukan ketika merasa berbuat dosa. Tapi Nabi shallallahu alaihi wasallam mengajarkan kita untuk beristighfar setelah berbuat baik (sholat). Jika setelah berbuat baik saja seorang muslim diajarkan beristighfar, maka bagaimana jika tidak sedang berbuat baik?

Kullu bani adam khattaaun, wa khayru khattaain, attawwaabuun
Setiap anak adam itu berbuat kesalahan, dan sebaik-baik pembuat kesalahan adalah yang bertaubat.
(HR. Ibnu Majah, dihasankan al-Albani)

Jika seorang Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang telah dijamin masuk surga masih beristighfar sehari 100 kali (HR. Muslim), lalu apa yang menghalagi kita dari beristighfar padaNya? Tidakkah kita menginginkan keimanan?

Dan tidak ada sesuatu pun yang menghalangi manusia dari beriman, ketika petunjuk telah datang kepada mereka, dan mereka memohon ampun kepada Tuhannya,....




Rabbigfirlii wa tub`alayya innaka antat-tawwaaburrahiim


2 comments:

  1. jazakalloh khoir. Kalau ada kajian tafsir lagi di pblish ya Akh.

    ReplyDelete
  2. kajian tafsirnya setiap kamis ba'da ashr, akhi..
    tp ana tdk selalu bisa ikut...

    mudah2an Allah mudahkan...

    ReplyDelete