Wednesday 30 September 2009

‫Raja Faishal Menyerukan Jihad terhadap Yahudi




Bagi yang kesulitan nonton dari sini, silahkan ke
http://www.youtube.com/watch?v=EJ1yDjRTl_U&feature=related

Sungguh video yang menggetarkan... kita sangat berharap munculnya pemimpin-pemimpin seperti beliau.

Kira2 terjemahan videonya sbb (dari seorang kawan yang katanya bahasa arabnya masih kelas teri.. :)

Pada tampilan pertama muncul koran2 berbhs arab Al-Hayat "Saudi menghentikan expor minyak ke AS" dan "Bayan (keterangan) saudi menyerukan jihad" yg merupakan bayan dari kementrian dalam negri saudi


Faisal berkata, "Saudara-saudaraku, apa yg kita tunggu? Apakah menunggu sadarnya dunia internasional? Dimana dunia internasional? Sesungguhnya al Quds Asy-Syarif memanggil dan membutuhkan kalian. Maka apa yg kalian takutkan? Apakah takut mati? Maka kalo begitu kematian adalah lebih baik dan lebih mulia krn mati di jalan Allah . Wahai saudara-saudaraku kaum muslimin. Kami menginginkan pesatuan kaum muslimin bukan yg terpecah-pecah. Sesungguhnya seruan kami adalah seruan kepada Islam. Seruan kepada jihad fi sabilillah, di jalan agama kita, aqidah kita, tanah suci kita, kehormatan kita, dan mengharap Allah, seandainya kita ditakdirkan utk mati maka mati syahid fi sabilillah. Saudara-saudaraku, saya mohon pengertian kalian. Al Haram Asy syarif, tanah suci kita dihancurkan dan dihinakan. Maka saya mohon kepada Allah seandainya saya tidak bisa memimpin kalian utk berjihad dan membebaskan tanah suci, maka saya lebih baik tidak hidup lebih lama lagi..."

lalu sang raja pun dipanggilNya...

------------------------------

menurut saya yg bahasa arabnya juga masih kelas teri (bahkan mgkn anaknya teri), kykny sih dah sesuai terjemahan di atas... bagi yg b.arabnya kelas kakap, mohon bantuannya jika ada yg salah.. :)

adapun pada bagian akhir video, ada narasi ayat alQuran yang terjemahannya sbb:

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak merubah (janjinya). (Al Ahzab: 23)


Allaahu Akbar!!

Artikel terkait :
Bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut mendukung Zionis

Fatwa asy-Syaikh al-Albani tentang boikot






PM Turki Kembali "Guncang" Sidang PBB

Ditambahkan oleh Erdogan, dirinya sangat menentang keberadaan senjata nuklir di Timur Tengah, dan di seluruh belahan dunia.

"Kami tentu berpegang teguh kepada kesepakatan dunia yang menentang adanya senjata nuklir di kawasan Timur Tengah, dan juga di seluruh dunia. Tetapi, di kawasan itu ada satu negara yang memiliki ratusan rudal berhulu ledak nuklir. Negara itu adalah Israel," terang Erdogan.

Terang saja, para peserta sidang majlis PBB itu pun tersontak dengan pernyataan Erdogan. Sebagaimana maklum diketahui, pembicaraan mengenai "kepemilikan Israel atas senjata nuklir" adalah hal yang tabu untuk dibicarakan di majlis-majlis internasional seperti PBB.

"Israel bahkan telah nyata-nyata di hadapan dunia menggunakan senjata posphorus untuk menyerang Gaza. Apa ini? Ini adalah senjata pemusnah massal yang berhasil membunuh 1400 perempuan dan anak-anak, serta melukai lebih dari 5000 jiwa."

Selain menyinggung kejahatan perang Israel atas Gaza, Erdogan juga menyinggung kehancuran bangsa, negara, dan peradaban di Irak akibat perang yang dilancarkan Amerika pada 2003 silam atas negeri 1001 malam itu.

"Lihat juga di Irak. Negeri yang memiliki peradaban tua dan tinggi itu kini hancur. Lalu, apakah kehancuran itu juga diharapkan terjadi pada Iran?"

Pernyataan-pernyataan Erdogan di atas tentu sangat mengejutkan banyak pihak. Bukan sekedar karena sosok Erdogan yang berlatar belakang Islami, melainkan juga karena keberadaan negaranya, Turki, yang memiliki beberapa posisi strategis dan memegang kartu bagus di kawasan. (wb)


sumber : eramuslim

---------------------------------------------------


Semoga semakin banyak pemimpin-pemimpin negara Islam yang berani menyuarakan kebenaran dengan lantang. Amiin 


Artikel terkait :
Bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut mendukung Zionis

Fatwa asy-Syaikh al-Albani tentang boikot






Tuesday 29 September 2009

Siapa Nama Asli Abu Bakr ash-Shiddiq?

Nah lho......
Pada tahu gak?

Ayo...katanya cinta Rasul...
Abu Bakr ini orang kedua setelah Rasul lho...
"wakil presiden"nya umat islam lah gitu..
Dalam Islam ia adalah orang yang paling tinggi derajatnya setelah Muhammad shallallahu alaihi wasallam.....

Abu Bakr adalah nama julukannya...dalam salah satu riwayat disebutkan karena ia sering bermain dengan anak unta ketika kecil maka disebutlah ia dengan Abu Bakr (ayahnya anak unta).
Tapi riwayat lain menyebutkan bahwa Abu Bakr berarti "Ayah sang gadis", diambil dari kata أَبْكَارٌ "abkarun", anak gadis. Yang dimaksud anak gadis adalah aisyah.

Saya hanya mendapatkan 2 riwayat tersebut. Mungkin ada yang mendapatkan riwayat yang lebih shahih?

Sambil menunggu sumbangan (riwayat yg lebih shahih), mari kembali ke pertanyaan awal,

Siapa nama asli Abu Bakr ash-Shiddiq?

Malu bo, ngaku islam, tapi g tahu nama "wakil presidennya".... :)

Kamus Online Bahasa Arab

http://www.e-alqamus.com.my/v4/utama.aspx
Alhamdulillah...bertambah lagi kemudahan untuk semakin mengerti bahasa quran...

Untuk mencari arti kata dalam bahasa arab, gunakan keyboard online (papan kekunci) di bagian kanan agak ke atas :)

Sunday 27 September 2009

Bukan Zakat (Profesi) Kemarin Sore

http://abusyakura.multiply.com/journal/item/7
Saya sendiri ga hobi bayar zakat profesi.. :)
Tapi juga ga hobi menghina ulama pendukung zakat profesi..

Yang hobi diskusi/debat, silahkan langsung menghubungi petugas di TKP ;)

Telah Syahid -Semoga- Seorang Rekan Kami

Baru saja kembali dari Indonesia, saya dibuat penasaran dengan poster-poster kecil yang ditempel di berbagai tempat di kampus...

Ternyata poster kecil tersebut memuat hal yang sangat besar, meninggalnya (semoga syahid), seorang rekan mahasiswa.

Obaidah Maher Abdul Mu'ti Alqudsi Dwaik.
Lahir 1984 di kota Hebron, Palestina, dari keluarga terhormat. Ayahnya adalah seorang bisnisman yang juga dikenal sebagai seorang ustadz.

Setelah menyelesaikan sekolahnya dengan nilai yang sangat baik pada 2002, ia lalu melanjutkan studinya di International Islamic University Malaysia (IIUM), di mana ia meraih gelar S1-nya di bidang Komunikasi dan Jurnalistik.

Selama di IIUM, ia dikenal sebagai mahasiswa yang aktif di kegiatan ekstra kurikuler, dan selalu terdepan dalam isu-isu keummatan. Ia juga sempat terpilih sebagai pengurus inti Al-Aqsa Friends' Society pada tahun 2003.

Pada tahun 2008, ia kembali ke kampung halamannya di Palestina, untuk menjalani hidup bersama keluarganya dan melanjutkan bisnis ayahnya. Ia bertunangan beberapa bulan setelah kepulangannya, dan bersiap melangsungkan pernikahannya selepas Idul Fitri tahun ini. Namun, tentara Yahudi ternyata begitu cintanya pada neraka, sehingga tidak membiarkan Obaidah dan keluarganya menikmati Idul Fitri tahun ini, pun melangsungkan pernikahannya.

Tertanggal 26 Agustus 2009, dalam perjalanannya menuju Masjid Ibrahim di kota Hebron, ketika satu langkahnya menggugurkan dosa, dan satu langkah lainnya menaikkan derajatnya, 4 timah panas merobek tubuhnya, mengantarnya menuju kumpulan para syuhada di sisi al-A'la, SEMOGA.

Allahummaghfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.









-----------------------------------------------------
Syaikhul Muqorrobin
Master of Science in Islamic Finance
International Islamic University Malaysia

Friday 25 September 2009

Mereka, Para Pemberani di Hadapan Penguasa Zhalim

Sebagian ulama berpendapat terlarang melawan penguasa negeri muslim atau mengkritiknya di hadapan publik (walaupun kezhalimannya nyata), selama penguasa tersebut masih sholat. Ada hadis-hadis yang mendukung pendapat ini (cari sendiri ya.. :)

Namun sebagian ulama lain tercatat dalam sejarah sebagai mereka yang mengkritik penguasa zhalim dengan keras di hadapan publik, bahkan memerangi mereka. Mereka melakukannya bukan tanpa dalil. Mereka mengejar mashlahat yang lebih besar berdasarkan dalil-dalil umum amar ma'ruf nahy munkar, juga dalil khusus tentang keutamaan berkata benar di hadapan penguasa zhalim (hadisnya cari sendiri yah .. :).

Dari sini kita bisa melihat keluasan fikih, khususnya dalam masalah metode penegakan amar ma'ruf nahy munkar. Di mana hal tersebut merupakan masalah ijtihadi, yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Sebelum menyebut sebagian dari "mereka" yg saya maksud di judul postingan, ada 2 hal yg ingin saya sampaikan.
1. Ketika yang terang2an melawan penguasa zhalim disebut pemberani, bukan berarti yang tidak terang2an disebut pengecut. Ini adalah masalah ijtihadi, yang disesuaikan dengan kondisi tiap-tiap masa dan tempat.
2. Saya tidak sedang mengajak untuk melawan pemerintah :) Saya tetap cenderung pada pendapat yang mendahulukan hikmah dan pelajaran yang baik dalam dakwah (QS.an-Nahl:125).

Berikut inilah yang saya sebut dengan "mereka". "Mereka" adalah manusia-manusia yang dikenal alim, diakui keulamaannya bukan hanya di zamannya, tapi jg di zaman-zaman setelahnya.

1. Hasan al-Bashri.
Mengkritik secara terang-terangan Hajjaj bin Yusuf (penguasa Irak yang zhalim), dalam acara "syukuran" pembangunan istana megahnya. Ketika sebagian yang hadir mengkhawatirkan keselamatannya dan memintanya menghentikannya ceramahnya, Hasan al-Bashri berkata, "Wahai saudaraku, Allah subhanahu wa taala telah mengambil sumpah dari ulama agar menyampaikan kebenaran pada manusia dan tidak menyembunyikannya."

2. Sa'id bin Jubair.
al-Imam Ahmad mengatakan tentangnya, "....tak seorang pun di muka bumi ini melainkan membutuhkan ilmunya".
Sa'id bin Jubair termasuk yang mengangkat senjata melawan pemerintahan zhalim Hajjaj bin Yusuf bersama beberapa ulama di masanya. Salah satu pemicu peristiwa tersebut adalah perampasan hak-hak wanita, anak-anak dan orang tua dari kalangan non muslim (ahli dzimmah) oleh Hajjaj.

3. Abu Muslim al-Khaulani
Suatu ketika Khalifah Mu'awiyah menaiki mimbar untuk berkhutbah, belaiu menunda pembagian harta untuk masyarakat 2 bulan ke depan. Abu Muslim pun langsung angkat bicara dan menegurnya, dan Mu'awiyah pun tersadar atas kesalahannya.

4. al-Imam Abu Hanifah
Berkali-kali beliau menolak taat pada perintah penguasa di zamannya untuk menjadi hakim (padahal menjadi hakim tidaklah melanggar syariat), sampai pernah dicambuk karena hal itu.

5. Sufyan ats-Tsauri
Sempat menjadi buronan di masa kekhalifahan al-Mahdi, karena ucapan kerasnya kepada sang khalifah.

6. Izuddin bin Abdissalam
Ia yang dijuluki Sulthanul-Ulama, termasuk yang banyak mengkritik secara terang-terangan khalifah di zamannya. Ia pernah mendatangi Sultan Najmuddin Ayyub di istana megahnya, lalu berteriak kepada sang sultan, di hadapan barisan pasukan dan para pejabat yang hadir,
"Wahai Ayyub! Apa hujjahmu di hadapan Allah ketika Dia berkata kepadamu, 'Aku telah memberikan kerajaan Mesir kepadamu lalu kamu memperbolehkan khamr?' "
Mendengar nasihat keras Izuddin bin Abdissalam, sang sultan mencoba berdalih namun akhirnya mengatakan akan memusnahkan toko2 khamr yang ada, setelah Izuddin mematahkan dalih2nya.

7. Muhammad bin Abdul-Wahab
Inilah ulama yang paling dekat masanya dengan kita. Dikenal sebagai pendiri gerakan yang sering disebut sebagai Wahabi (walaupun ia tidak pernah menyebutnya demikian). Inti gerakannya adalah pemurnian Islam dari segala syirik dan bid'ah. Bersama Muhammad bin Su'ud (penguasa kota ad-Dir'iyyah saat itu), ia mengangkat senjata melawan Kekhalifahan Turki Utsmani, yang dianggapnya telah membiarkan praktek bid'ah dan syirik merajalela di masyarakat. Dari pemberontakan mereka inilah asal muasal negara Saudi Arabia terbentuk.


Demikian sekilas tentang sebagian dari mereka yang tegas dalam menasehati penguasa di depan publik, atau bahkan memerangi secara langsung. Awalnya sempat ingin menuliskan kisah-kisah detailnya, tapi jadi panjang sekali nantinya :)

Kisah tokoh no1-6, saya kutip dari
1. "Mereka adalah Para Tabi'in", Dr. Abdurrahman Ra'fat Basya, Pustaka at-Tibyan
2. "60 Biografi Ulama Salaf", asy-Syaikh Ahmad Farid, Pustaka al-Kautsar.

Wallahu a'lam

Thursday 24 September 2009

Menangkap Sejuk - Bid'ah Hasanah, dari Zaman Salaf hingga Khalaf

http://abusyakura.multiply.com/journal/item/6
Sekedar memperluas wawasan...

saya sendiri bukan penggemar bid'ah hasanah, tapi juga bukan penggemar nuduh2 orang ahli bid'ah :)

yg mo diskusi/debat langsung sama pemilik situs aja yah...

Ke Manakah Muara Sedekah Kita

Di akhir ramadhan lalu, saya menemukan muara baru sedekah yang cukup menarik, ketika membaca Republika. Namanya Badan Wakaf al-Quran.

Sebenarnya kalau hanya sekedar wakaf al-Quran, mungkin saya tidak begitu tertarik. Tapi ada kalimat di dalam iklan yang dipasang, yang membuat saya merasa sangat berkepentingan tuk berpartisipasi. ".... untuk daerah rawan aqidah dan rawan pendidikan" demikian kira-kira penggalan kalimat tersebut. Segera terbayang di kepala saya, berita-berita pemurtadan di berbagai daerah, serta kondisi (sebagian) muslim pendalaman yang masih jauh dari pendidikan Islam yang baik.

Di iklan tersebut, ditawarkan 3 program,
1. Wakaf al-Quran dan terjemah
2. Wakaf al-Quran dan kerudung
3. Wakaf al-Quran dan sajadah

Masing-masing bernilai 100 ribu per satu paketnya. Mahal? Saya rasa tidak. Terlebih lagi, ketika di bagian bawah program tertulis bahwa harga termasuk (di antaranya) biaya distribusi dan pembinaan. Ya, pembinaan. Tidak hanya al-Quran, kerudung, dan sajadah yang akan sampai ke mereka, tapi pemahaman Islam yang baik juga akan diajarkan. Setidaknya itulah yang saya tangkap. Inilah salah satu perbedaan signifikan antara bersedekah lewat lembaga profesional dibanding sedekah sendiri ke orang-orang yang kerjaannya meminta-minta.

Segera saja Badan Wakaf Al-Quran masuk ke daftar muara sedekah favorit saya setelah KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) dan PPPA (Program Pembibitan Penghafal Al-Quran) Yayasan Darul-Quran.

Sekedar mengingatkan, bagi anda yang juga memiliki muara-muara sedekah favorit, usahakanlah untuk menggunakan rekening bank syariah yang dimiliki lembaga tsb. Dan, usahakanlah untuk deposit langsung ke rekening bank syariah tersebut, bukan lewat transfer dari bank non-syariah. Atau gunakan layanan jemput infaq (biasanya tersedia di Jabodetabek). Dengan demikian insya Allah sedekah kita akan lebih sempurna.



Badan Wakaf Al-Quran
http://wakafquran.org
Rekening (sebagiannya):
Bank Syariah Mandiri 116.0000. 734
BNI Syariah 0155.6858.05
Bank Mega Syariah 10000.13133
semua atas nama Badan Wakaf al-Quran

Layanan jemput wakaf:
0852 837 09755
Akh Saefuddin
(bbrp hari lalu nyoba gagal nyambung, euy)


PPPA Darul-Quran
http://www.pppa.or.id/
Rekening (sebagiannya):
Bank Muamalat A/C. 303 003 3615 Cab. BSD Serpong
BNI Syariah A/C. 1699 1699 6 Cab. Sudirman
Bank Syariah Mandiri A/C. 074 006 5000 Cab. Cileduk
Bank Permata Syariah A/C. 097 1010 606 Cab. Pondok Indah
BRI Syariah A/C. 311 616 165 Cab. Mampang Prapatan
atas nama Yayasan Daarul Qur’an Nusantara

Layanan jemput Sedekah:
021-7345 3000 / 0858 8573 0707
CP : Akh. Muama

(bbrp hari lalu nyoba, nyambung tp g diangkat...masih pada istirahat siang kah?)

KISPA
http://www.kispa.org/
Bank Muamalat Indonesia cabang Slipi
No. Rek. 311.01856.22
atas nama Nurdin QQ KISPA

Wednesday 23 September 2009

Hidup Buat Apa?

Seorang kaya, bos perusahaan besar sedang berlibur di sebuah pulau kecil. Setelah menikmati sarapan mewah yang disiapkan koki spesial di vila pribadinya, Si Orang Kaya berjalan-jalan menyusuri pantai yang tidak jauh dari vilanya.

Tak lama berjalan, ia melihat seorang nelayan yang sedang bersandar di pojok perahu kayunya yang sederhana, sambil menikmati angin pantai. Si Orang Kaya pun menghampirinya.

Orang kaya: Assalamualaykum. Sedang santai, Pak?
Nelayan : Waalaykumussalam warahmatullah. Iya, abis nangkep ikan dari semalem sampe shubuh tadi. Bapak yang tinggal di vila itu yah?

Orang kaya: Iya, saya sedang berlibur, beberapa tahun belakangan hampir tidak pernah libur soalnya. Bapak dalam sehari cuma nangkep ikan sekali aja?
Nelayan: Iya. Setelah itu santai dan menghabiskan waktu besama keluarga.

Orang kaya: Mengapa tidak menggunakan waktu lebih banyak untuk menangkap ikan?
Nelayan: Untuk apa? Sekarang saja sudah cukup untuk hidup.

Orang kaya: Kalau menangkap ikan lebih banyak, Bapak akan punya uang untuk ditabung.
Nelayan: Untuk apa punya tabungan?

Orang kaya: Dengan tabungan, nanti bisa beli perahu yang lebih bagus, dan menangkap ikan lebih banyak lagi.
Nelayan: Untuk apa menangkap ikan lebih banyak?

Orang kaya: Untuk menabung lebih banyak. Nanti Bapak bisa punya lebih dari satu perahu dan punya perusahaan penangkapan ikan.
Nelayan: Untuk apa punya perusahaan penangkapan ikan?

Orang kaya: Kalau punya perusahaan penangkapan ikan, Bapak tidak perlu lagi repot-repot nangkep ikan sendiri, dan tabungan uang Bapak akan terus bertambah banyak.
Nelayan: Untuk apa tabungan yang terus bertambah banyak?

Orang kaya: Agar nanti Bapak bisa santai menikmati hidup.
Nelayan: Santai menikmati hidup? Lha, memang sekarang saya sedang apa?

Keadaan hening sejenak. Lalu Si Orang Kaya pun tersenyum, seakan tersadar akan nasihat tidak langsung dari Si Nelayan. "Terimakasih pak", ucap Si Orang Kaya sambil menjabat tangan Si Nelayan, lalu melanjutkan jalan-jalan paginya. Si Nelayan yang ditinggalkan kembali menyandarkan bahunya di pojok perahu, mengeluarkan kitab Riyadhush-Shalihin dari plastik hitam tebal di balik papan-papan perahunya, lalu melanjutkan membaca bab Taqwa, sambil diterangi surya yang belum terlalu menyala.






---------
terinspirasi dari cerita lama, entah sumbernya dari mana... :)





[NOTE: sama sekali tidak sedang menganjurkan untuk hidup ala kadarnya, namun sedang mengajak tuk merenung tentang tujuan hidup sebenarnya...]

Ketika Basmalah dalam Sholat Dikeraskan...

Sebagian orang menganggap bahwa yang sunnah adalah tidak mengeraskan bacaan basmalah dalam sholat ketika membaca surat (alfatihah). Pendapat ini tidak salah, karena memang sebagian ulama berpendapat demikian berdasarkan hadis berikut:

Anas radhiallahu anhu berkata:
"Aku sholat di belakang Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, dan di belakang Abu Bakar, Umar, dan Utsman, dan mereka tidaklah membaca bismillahirrahmanirrahim dengan jahr (mengeraskan suara)"
[HR. an-Nasai, Ibnu Hibban, shahih sesuai syarat al-Bukhari dan Muslim]

Namun, tidaklah layak orang yang mengeraskan bacaan basmalah-nya dalam sholat, dianggap menyalahi sunah, atau tidak tahu sunnah. Karena memang ada ulama yang berpedapat demikian, dan hal tersebut pun memiliki dalil.

Bersumber dari Nu’aim bin Abdullah al-Mujmir, ia berkata:
كُنْتُ وَرَاءَ أَبِي هُرَيْرَةَ ، فَقَرَأَ : بِسْمِ الله الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ ، ثُمَّ قَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ حَتَّى بَلَغَ {وَلا الضَّالِّينَ} قَالَ : آمِينَ ، وَقَالَ: النَّاسُ آمِينَ ، وَيَقُولُ كُلَّمَا سَجَدَ: الله أَكْبَرُ ، وَإِذَا قَامَ مِنَ الْجُلُوسِ قَالَ: الله أَكْبَرُ ، وَيَقُولُ إِذَا سَلَّمَ: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ إِنِّي لأَشْبَهُكُمْ صَلاَةً بِرَسُولِ الله صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم. (رواه النسائي)
 “Aku shalat berada di belakang Abu Hurairah, beliau membaca bismillahirrahmanir rahim, lalu membaca ummul qur’an sampai pada ayat walaadldlaalliin dan membaca amin, kemudian orang-orang juga mengikutinya membaca amin. Beliau ketika akan sujud membaca; Allahu Akbar dan ketika bangun dari duduk membaca; Allahu Akbar. Setelah salam beliau berkata: “Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya aku adalah orang yang shalatnya paling menyerupai Rasulullah di antara kalian.”
[H.R. an-Nasai]

al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan dalam Fathul-Baari, hadis tersebut di atas adalah yang paling shahih yang menyatakan dibacanya basmalah secara jahr (dikeraskan).


al-Imam al-Daruquthni juga meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَانَ إِذَا قَرَأَ وَهُوَ يَؤُمُّ النَّاسَ اِفْتَتَحَ الصَّلَاةَ بِبِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. (رواه الدارقطني)
“Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam ketika membaca (fatihah), sedangkan beliau mengimami para shahabat, memulai shalat dengan membaca bismillahirrahmaanirrahiim.” [H.R. al-Daruquthni] .ad-Daruquthni mengatakan bahwa semua perawi hadits tersebut adalah tsiqat.

Dari perbedaan yang ada di kalangan ulama, Ibnu Qayyim mengambil mencoba menggabungkan keduanya dengan berkata bahwa, Nabi shallallahu alaihi wasallam terkadang mengeraskan basmalah namun lebih sering tidak mengeraskannya (sirr).

Demikianlah yang saya pahami dan rangkum dari Kitab Fiqh Sunnah (Sayyid Sabiq). Jadi, ada 3 pendapat ulama dalam hal ini, yang mana saja yang ingin kita ikuti, tentu tidak masalah. Semua orang bisa diterima atau ditolak pendapatnya kecuali Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Wallahu a'lam

Saturday 19 September 2009

Takbir Eid-ul Fitr Masjidil Haram




IED MUBARAK
Taqabbalallahu minna wa minkum

^_^

sudah rapikah rumah kita?

Apakah alQuran kembali tersimpan rapi?
Apakah mesjid kembali sepi?
Apakah fakir miskin tak kita pedulikan lagi?

http://www.youtube.com/watch?v=OYCrtHSDo8Q&annotation_id=annotation_758289&feature=iv

Thursday 10 September 2009

WARNING!!!

“...Sesungguhnya Jibril telah datang kepadaku, ia berkata: Barangsiapa yang mendapati bulan Ramadhan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan “Amin”, maka akupun mengucapkan Amin….”
[HR. Ibnu Khuzaimah, shahih]


Demikianlah Jibril telah berdoa, dan Nabi shallallahu alaihi wasallam telah mengaminkan...

Ramadhan pun telah memasuki hari ke 20.....


أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِاللَّه

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk khusyu' hati mereka mengingat Allah.........
(al-Hadid :57)

Wednesday 2 September 2009

Ketika Memberi Bukan Kepada Pengemis...

Denger-denger di Jakarta ada Perda larangan memberi kepada pengemis yah?
Denger-denger juga, pengemis bisa dapat puluhan ribu bahkan ratusan ribu dalam sehari yah?
Hmm.. wajar aja kalo akhirnya orang-orang yang masih mampu bekerja memilih jadi pengemis..

Terlepas dari kontroversialnya perda baru tersebut, saya ingin sekedar berbagi tentang seputar hadis berkenaan dengan meminta-minta...

Hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu:
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: "Orang yang miskin itu bukanlah orang yang berjalan ke sana sini meminta-minta kepada manusia, kemudian diberikan dengan sesuap dua makanan dan sebiji dua buah kurma." Para sahabat bertanya: "Kalau begitu siapakah orang miskin yang sebenarnya wahai Rasulullah?" Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Orang yang tidak mendapati kesenangan yang mencukupi buatnya tetapi mereka tidak tahu kerana kesabaran dia menyembunyikan keadaannya dan tidak meminta-minta orang lain, dia akan diberikan sedekah tanpa dia meminta daripada orang lain"

Hadis Abdullah bin Umar :
Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wasallam telah bersabda: "Peminta sedekah tidak akan berhenti dari meminta-minta sehinggalah bertemu dengan Allah dan pada saat itu tidak ada sepotong daging pun di wajahnya."

Hadis Abu Hurairah radhiallahu anhu:
Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Jika sekiranya salah seorang di antara kamu berangkat pada waktu pagi untuk mencari kayu lalu dia memikulnya di atas belakangnya. Kemudian dia bersedekah dengannya dan tidak mengharapkan pemberian dari orang lain, maka itu adalah lebih baik baginya dari meminta-minta daripada orang lain. Tanpa mengira apakah orang itu memberi kepadanya ataupun tidak. Karena tangan yang berada di atas itu lebih mulia daripada tangan yang berada di bawah dan mulailah dengan memberi nafkah atau mendidik orang yang berada di bawah tanggunganmu terlebih dahulu"


Hadis  Umar bin Al-Khattab radhiallahu anhu katanya:
Pernah suatu ketika Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memberikan sesuatu kepadaku, lalu aku berkata: "Berikanlah kepada orang yang lebih memerlukannya berbanding dengan diriku." Pada kali yang berikutnya baginda memberikan uang kepadaku. Aku berkata: "Berikanlah kepada orang yang lebih memerlukannya berbanding dengan diriku". Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: "Ambillah! Apa jua pun harta yang didatangkan kepadamu sedangkan kamu tidak merasa tamak dan tidak meminta-minta. Oleh itu ambillah sekiranya kamu tidak merasa begitu dan janganlah engkau biarkan nafsumu mengikutinya"


Semua hadis tersebut di atas terdapat dalam Kitab Shahih Muslim. Semuanya menunjukkan anjuran untuk menjauhi meminta-minta. Adapun pemberian sedekah, maka lebih diutamakan kepada mereka yang miskin tapi tidak meminta-minta, walaupun tidak dilarang memberikan kepada peminta-minta. Saya pribadi adalah pendukung kerja-kerja amil dalam bersedekah. Sehingga bisa lebih terorganisir dan bermanfaat, tidak hanya sekedar dikonsumsi tapi juga bisa dijadikan modal produksi, pelatihan SDM, dll, yang berefek pada pengentasan kemiskinan.

Ramadhan adalah bulan sedekah,

Dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam adalah orang yang paling dermawan. Dan sesungguhnya beliau lebih dermawan lagi pada saat bulan Ramadhan. Ketika Jibril datang menemui beliau pada tiap-tiap malam Ramadhan untuk mentadarruskan Al-Qur'an. Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam lebih dermawan daripada angin yang bertiup bebas." (HR. al-Bukhari dan Muslim)

Mari tingkatkan sedekah kita.

PKPU (Pos Keadilan Peduli Ummat)
http://www.pkpu.or.id/homex.php

BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
http://www.baznas.or.id/

RZI (Rumah Zakat Indonesia)
http://www.rumahzakat.org

KISPA (Komite Indonesia Untuk Solidaritas Palestina)
http://www.kispa.org/

PPPA Darul Quran (Program Pembibitan Penghafal Al-Quran)
http://www.pppa.or.id/


Membaca al-Quran Ketika Tidak Suci?

Ramadhan adalah bulan al-Quran. Muslim yang baik akan sangat merindukan interaksi-interaksi intensif dengan kalamullah tersebut. Namun terkadang sebagian kita merasa terhalang untuk berinteraksi dengannya sementara waktu terus berjalan.

Berikut ini adalah bahasan seputar hukum wanita haid membaca al-Quran, yang juga akan berujung pada hukum membaca/menyentuh alQuran dalam keadaan tidak suci. Ada perbedaan di kalangan ulama tentang hal ini. Akan sangat panjang lebar kalau mau dibahas semuanya, karena itu saya coba meringkasnya.

1. Terlarang bagi wanita haid untuk membaca al-Quran. Ini adalah pendapat Umar bin Khattab, yang diikuti jumhur (mayoritas) ulama dan juga dikenal sebagai pendapat dalam mazhab Syafii.

Dasar pendapat ini adalah

Firman Allah Ta'ala:
"Tidaklah menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan." (Al Waqi'ah : 79)

Dan sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
"Janganlah orang yang junub dan haid membaca sesuatu dari Al-Quran"
(HR At-Tirmizy dan Al-Baihaqi)


2. Tidak terlarang bagi wanita haid untuk membaca al-Quran.
Yang dikenal berpendapat seperti ini adalah Ibnu Abbas, Abu Hanifah, al-Bukhari, Ibnu Taimiyyah, Ibnu Hazm, dan lainnya.

Di antaranya mereka berpegang pada sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam kepada Aisyah yang sedang haidh saat pelaksanaan haji

“lakukanlah semua apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji kecuali thawaf di Baitullah hingga engkau suci”
( HR. al-Bukhori dan Muslim).


Kesimpulan yang bisa dilambil dari hadis ini adalah bahwa apabila seorang yang berhaji dibolehkan membaca Al Qur'an maka demikian pula bagi wanita haid, karena yang dikecualikan dalam larangan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada Aisyah yang sedang haid hanyalah Thawaf.

Adapun mengenai firman Allah,
"Tidaklah menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan." (Al Waqi'ah : 79),

jumhur ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud "nya" pada kata "menyentuhnya" adalah alquran yang tersimpan di langit (lauh mahfuzh). Hal ini sesuai dengan ayat sebelumnya yaitu,

"dan sesungguhnya al-Quran yang sangat mulia" (ayat 77)
"dalam kitab yang terpelihara (lauh mahfuzh)" (ayat 78)

Berkaitan dengan hal tersebut, maka "al-muthohharun" ditafsirkan para ulama sebagai "para malaikat" .

Adapun hadis,
"Janganlah orang yang junub dan haid membaca sesuatu dari Al-Quran",
ternyata ia adalah hadis dhaif. Salah seorang perawinya dihukumi munkar oleh al-Bukhari. al-Imam Ahmad pun melemahkan hadis ini, demikian juga al-Hafizh Ibnu Hajr.

Adapun hadis-hadis lain yang serupa dengannya juga tidak ada yang shahih, bahkan ada di antaranya yang maudhu (palsu).


Selain 2 pendapat di atas, adalagi satu pendapat yaitu, membolehkan wanita haid membaca Al-Quran dengan catatan tidak menyentuh mushaf dan dalam kondisi takut lupa akan hafalannya bila masa haidnya terlalu lama. Juga dalam membacanya tidak terlalu banyak. Pendapat ini adalah pendapat Malik sebagaimana disebutkan dalam kitab Bidayatul Mujtahid.

Saya pribadi, berdasarkan keterangan-keterangan yang ada, cenderung pada pendapat kedua. Sebagaimana dikatakan oleh para ulama pendukung bolehnya wanita haid membaca al-Quran, "Asal dalam perkara ini adalah halal. Maka tidak boleh memindahkan kepada selainnya kecuali karena ada larangan yang shahih yang jelas".

Dan berdasarkan tafsir ayat 79 surat al-Waqiah di atas, maka saya pun cenderung pada pendapat yang membolehkan menyentuh/membaca al-Quran walaupun dalam keadaan tidak suci (namun tetap lebih baik dalam keadaan suci).


Wallahu a'lam.


Tuesday 1 September 2009

Doa Yang Indah....

Sebaik-baik doa adalah yang berasal dari al-Quran dan as-Sunnah. Tapi tidak ada salahnya berdoa dengan kalimat-kalimat yang indah, sebagaimana para imam merangkainya sebagai tambahan doa qunut witir mereka di bulan ramadhan. Berikut ini adalah sebagian dari doa-doa panjang mereka.... sebagian mereka rangkai dari al-quran ataupun hadis shahih.

Saya hanya mengartikan (secara makna) bagian yang paling saya sukai,.... semuanya saya sukai, hanya ada level2nya ... :)

“ Sesungguhnya Allah memiliki hamba-hamba yang dibebaskan dari neraka setiap siang dan malam dalam bulan Ramadhan, dan semua orang muslim yang berdo’a akan dikabulkan do’anya” (HR al-Bazzar, Ahmad, Ibnu Majah, hadits shahih)

----------------------------------------

Allahumma lakal hamdu bimaa yassarta lanaa min shiyaami ramadhaana wa qiyaamihi wa tilaawati kitaabikal `aziiz
Ya Allah segala puji bagimu atas kemudahan yang kami dapat dalam menjalankan puasa ramadhan dan qiyamnya dan tilawah kitabMu.

Allahumma innaa nas-aluka bi anna nasyhadu annaka antAllahu laa ilaa hailla antal-ahaadushshomad, alladzii lam yalid walam yulad, walam yakullahu kufuwan ahad

Allahumma aati nufuusunaa taqwaaha wa zakkaaha anta khayru man zakkaaha Anta waliyyuha wa mawlaaha


Ya dzal jalali wal-ikram

Nas-alukaLlahumma an taj`al qur-aana rabii`a quluubina, wa nuuura shuduurina , wa jalaa a-ahzaaninaa , wa dzahaaba humuuminaa, wa daliilanaa wa sabiiqanaa ila jannaatika jannaatin-na`iim

Ya Dzal jalali wal-ikram
Allahumma iqsim lana min khosyatika ma tahuulu bihi bainana wa baina ma'shiyatik
wa min thoo'atika ma tuballighuna bihi jannatak

Allahumma yaa Maulana
laa tada`lanaa fii hadzihil lailatisy syariifah,
wa fii haadzal makaanil mubaaraki dzanban illa ghafartah
wa laa hamman illaa farrajtah, wa laa karban illa naffastah,


wa laa mubtalan illaa `aafaitah, wa laa mariidhon illa syafaitah,
wa laa dhooooollan illa hadaitah, wa laa maitan illaa rahimtah,

wa laa haajatan min hawaa-i-jid-dunyaa wal-aakhirati hiya laka ridhon wa lanaa fiihaa sholaahu illa anta `alaa adaa-iha
wa yassartaha birohmatika Ya Arhamar-Rahimin

Allahumma innaka `afuwwun tuhibbul `afwa fa`fu `annaa

Ilaahanaa
qod hadhornaa khotma kitaabik
wa anakhnaa mathoyaanaa bibaabik
Laa taruddanaa `an janaabik
Fa in taruddanaa fa innahu laa haula lanaa wa laa quwwata illaa bika

AllaHumma innaa nas aluka bi asmaaaaikal husna, wa shifaatikal `ulaa,
an tu`tiqo riqobanaa minnannaar,
wa riqooba aabaaaaina wa ummahaatinaa wa azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa
wa ikhwaaninal muslimiina yaa Robbal `alamiin

Ya dzal jalali wal-ikram

Allahummarhamnaa idzaa shirnaa(kami menuju) ilaa maa shooru ilaih,
tahtal janaadiri wat-turaabi wahdanaa

Ya Allah rahmatilah kami ketika kami menuju tempat yang pasti kami semua menujunya, di bawah tumpukan tanah yang keras, sendirian...


Allahumma a`innaa `alal mauti wa sakrotih, wal-qabri wa zhulmatih, wash-shiraathi wa zallatih, wa yaumil qiyaamati wa kurbatih

Ya Allah tolonglah kami atas mati dan sakaratul-mautnya, kubur dan kegelapannya, sirat (jembatan) dan keterperosokan ketika melewatinya, hari kiamat dan kesusahannya,

waj`al aakhiri kalaaminaa minaddunyaa, syahaadata allaa ilaaha illallah, wa anna muhammadan rasulullah,

dan jadikanlah kalimat terakhir kami di dunia adalah persaksian bahwa tiada Ilah melainkan Allah, dan Muhammad adalah rasulullah

wa tawaffanaa wa anta roodhin `annaa ghaira ghodhbaan.

dan wafatkanlah kami ketika Engkan ridho kepada kami bukan murka.


Allahumma ashlih syabaabal muslimiin
Allahumahfazhhum minal afkaaril-munharifah, wa`shimHum minil ifraathi wat tafriith 

Ya Allah perbaikilah para pemuda islam
Ya Allah jagalah mereka dari pemikiran yang memalingkan, dan hindarkanlah mereka dari kelalaian dan kesia-siaan.

Allahumma ashlih nisaa al muslimin,
ALlahumma zayyinhunna bil hijaab, wa jammilhunna bil hayaaa', wal `iffati wal ihtisyaam

Ya Allah perbaikilah para wanita islam
Ya Allah hiasilah mereka dengan hijab, dan perindahlah mereka dengan rasa malu, dan kesucian, serta kehormatan.

Allahumma ashlih a immatanaa wa wulaa ta umuurinaa
waj`alhum li syar`ika muhakkimiin
wa li sunnati nabiyyika muttabi`iin
waffiqhum ilaa maa fiihi sholaahul-bilaadi wal-`ibaad

Ya Allah perbaikilah para pemimpin dan pemerintahan kami
jadikanlah mereka berhukum pada syariat-Mu
dan mengikuti sunnah nabiMu
dan taufikilah mereka pada apa-apa yang menuju perbaikan negara dan rakyatnya

Allahumma waffiq du`aatal islaam
waj ma` quluubahum `alal kitaabi was sunnah
Allahumma waffiqhum wa saddidhum, wa a `inhum `alaa idaa i risaalatihim

Ya Allah taufikilah para da'i islam
dan satukanlah hati mereka di atas al-Quran dan as-Sunnah
Ya Allah taufikilah mereka dan kuatkanlah mereka, dan bantulah mereka dalam menyampaikan pesan-pesan mereka

Allahummarfa`il faqra, wal jahla wal marodha `an ummatil islaam.
Ya Allah hilangkanlah kefakiran, kebodohan, dan penyakit dari ummat Islam.

Rabbana `alayka tawakkalnaa wa ilayka anabnaa wa ilaykal-mashiir

Subhana rabbika rabbil-`izzati `amma yasifuun wasalamun `ala mursalin walhamdulillahirabbil `alamin

WAKTU SHUBUH DITINJAU DARI DALIL SYAR’I DAN ASTRONOMI

Rating:★★★★★
Category:Other
T. Djamaludin

(Anggota BHR Depag RI/Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika LAPAN)

Catatan:
Beberapa waktu lalu di majalah Qiblati (yang dikutip juga oleh beberapa blog) ada serangkaian tulisan bertema "Salah Kaprah Waktu Shubuh". Dalam pertemuan Badan Hisab Rukyat (BHR) Depag RI di Jakarta, 3-4 Agustus 2009 lalu, masalah tersebut sempat dibahas dan saya diminta untuk menuliskan tanggapannya untuk menjadi pencerahan bagi masyarakat. Catatan di bawah ini adalah hasil kajian lengkapnya sebagai tindak lanjut diskusi di BHR tersebut.

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Penentuan waktu shubuh diperlukan untuk penentuan awal shaum (puasa) dan shalat. Tentang waktu awal shaum disebutkan dalam Al-Quran, “… makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar" (QS 2:187). Sedangkan tentang awal waktu shubuh disebutkan di dalam hadits dari Abdullah bin Umar, “… dan waktu shalat shubuh sejak terbit fajar selama sebelum terbit matahari” (HR Muslim). Fajar yang bagaimana yang dimaksudkan tersebut? Hadits dari Jabir merincinya, “Fajar ada dua macam, pertama yang melarang makan, tetapi membolehkan shalat, yaitu yang terbit melintang di ufuk. Lainnya, fajar yang melarang shalat (shubuh), tetapi membolehkan makan, yaitu fajar seperti ekor srigala” (HR Hakim). Dalam fikih kita mengenalnya sebagai fajar shadiq (benar) dan fajar kidzib (palsu).

Lalu fajar shadiq seperti apakah yang dimaksud Rasulullah SAW? Dalam hadits dari Abu Mas’ud Al-Anshari disebutkan, “Rasulullah SAW shalat shubuh saat kelam pada akhir malam, kemudian pada kesempatan lain ketika hari mulai terang. Setelah itu shalat tetap dilakukan pada waktu gelap sampai beliau wafat, tidak pernah lagi pada waktu mulai terang.” (HR Abu Dawud dan Baihaqi dengan sanad yang shahih). Lebih lanjut hadits dari Aisyah, “Perempuan-perempuan mukmin ikut melakukan shalat fajar (shubuh) bersama Nabi SAW dengan menyelubungi badan mereka dengan kain. Setelah shalat mereka kembali ke rumah tanpa dikenal siapapun karena masih gelap.” (HR Jamaah).

Karena saat ini waktu-waktu shalat lebih banyak ditentukan berdasarkan jam, perlu diketahui kriteria astronomisnya yang menjelaskan fenomena fajar dalam dalil syar’i tersebut. Perlu penjelasan fenomena sesungguhnya fajar kidzib dan fajar shadiq. Kemudian perlu batasan kuantitatif yang dapat digunakan dalam formulasi perhitungan untuk diterjemahkan dalam rumus atau algoritma program komputer.

Fajar kidzib memang bukan fajar dalam pemahaman umum, yang secara astronomi disebut cahaya zodiak. Cahaya zodiak disebabkan oleh hamburan cahaya matahari oleh debu-debu antarplanet yang tersebar di bidang ekliptika yang tampak di langit melintasi rangkaian zodiak (rangkaian rasi bintang yang tampaknya dilalui matahari). Oleh karenanya fajar kidzib tampak menjulur ke atas seperti ekor srigala, yang arahnya sesuai dengan arah ekliptika. Fajar kidzib muncul sebelum fajar shadiq ketika malam masih gelap.

Fajar shadiq adalah hamburan cahaya matahari oleh partikel-partikel di udara yang melingkupi bumi. Dalam bahasa Al-Quran fenomena itu diibaratkan dengan ungkapan “terang bagimu benang putih dari benang hitam”, yaitu peralihan dari gelap malam (hitam) menunju munculnya cahaya (putih). Dalam bahasa fisika hitam bermakna tidak ada cahaya yang dipancarkan, dan putih bermakna ada cahaya yang dipancarkan. Karena sumber cahaya itu dari matahari dan penghamburnya adalah udara, maka cahaya fajar melintang di sepanjang ufuk (horizon, kaki langit). Itu pertanda akhir malam, menjelang matahari terbit. Semakin matahari mendekati ufuk, semakin terang fajar shadiq. Jadi, batasan yang bisa digunakan adalah jarak matahari di bawah ufuk.

Secara astronomi, fajar (morning twilight) dibagi menjadi tiga: fajar astronomi, fajar nautika, dan fajar sipil. Fajar astronomi didefinisikan sebagai akhir malam, ketika cahaya bintang mulai meredup karena mulai munculnya hamburan cahaya matahari. Biasanya didefinisikan berdasarkan kurva cahaya, fajar astronomi ketika matahari berada sekitar 18 derajat di bawah ufuk. Fajar nautika adalah fajar yang menampakkan ufuk bagi para pelaut, pada saat matahari berada sekitar 12 derajat di bawah ufuk. Fajar sipil adalah fajar yang mulai menampakkan benda-benda di sekitar kita, pada saat matahari berada sekitar 6 derajat.

Fajar apakah sebagai pembatas awal shaum dan shalat shubuh? Dari hadits Aisyah disebutkan bahwa saat para perempuan mukmin pulang dari shalat shubuh berjamaah bersama Nabi SAW, mereka tidak dikenali karena masih gelap. Jadi, fajar shadiq bukanlah fajar sipil karena saat fajar sipil sudah cukup terang. Juga bukan fajar nautika karena seusai shalat pun masih gelap. Kalau demikian, fajar shadiq adalah fajar astronomi, saat akhir malam.

Apakah posisi matahari 18 derajat mutlak untuk fajar astronomi? Definisi posisi matahari ditentukan berdasarkan kurva cahaya langit yang tentunya berdasarkan kondisi rata-rata atmosfer. Dalam kondisi tertentu sangat mungkin fajar sudah muncul sebelum posisi matahari 18 di bawah ufuk, misalnya saat tebal atmosfer bertambah ketika aktivitas matahari meningkat atau saat kondisi komposisi udara tertentu – antara lain kandungan debu yang tinggi – sehingga cahaya matahari mampu dihamburkan oleh lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Akibatnya, walau posisi matahari masih kurang dari 18 derajat di bawah ufuk, cahaya fajar sudah tampak.

Para ulama ahli hisab dahulu sudah merumuskan definisi fajar shadiq dengan kriteria beragam, berdasarkan pengamatan dahulu, berkisar sekitar 17 – 20 derajat. Karena penentuan kriteria fajar tersebut merupakan produk ijtihadiyah, perbedaan seperti itu dianggap wajar saja. Di Indonesia, ijtihad yang digunakan adalah posisi matahari 20 derajat di bawah ufuk, dengan landasan dalil syar’i dan astronomis yang dianggap kuat. Kriteria tersebut yang kini digunakan Departemen Agama RI untuk jadwal shalat yang beredar di masyarakat.

Kalau saat ini ada yang berpendapat bahwa waktu shubuh yang tercantum di dalam jadwal shalat dianggap terlalu cepat, hal itu disebabkan oleh dua hal: Pertama, ada yang berpendapat fajar shadiq ditentukan dengan kriteria fajar astronomis pada posisi matahari 18 derajat di bawah ufuk, karena beberapa program jadwal shalat di internet menggunakan kriteria tersebut, dengan perbedaan sekitar 8 menit. Kedua, ada yang berpendapat fajar shadiq bukanlah fajar astronomis, karena seharusnya fajarnya lebih terang, dengan perbedaan sekitar 24 menit. Pendapat seperti itu wajar saja dalam interpretasi ijtihadiyah.


-------------------------------------------------
http://t-djamaluddin.spaces.live.com/
-------------------------------------------------


"Siapa pun dapat ditolak atau diterima pendapatnya kecuali Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam"