Sunday 8 November 2009

Ibadah Yang Bermain-Main

Ini adalah kisah sepucuk surat antara dua orang sahabat. Dua orang yang juga merupakan ahli hadis, di mana nama keduanya tercantum dalam kitab shahih al-bukhari sebagai perawi yang tsiqah.

Abdullah bin al-Mubarak telah mengirimkan suratnya, dari medan jihad, kepada sahabatnya, Fudhail bin Iyadh, yang memilih beribadah di tanah haram.

ياعـابد الحرمين لو أبصرتنا لعلمت أنك بالعبــادة تلعب
من كان حين يخضب جيده بدموعه فنحورنا بدمائنا تتخضب
أو كان يتعب خيله في باطل فخيولـنا يوم الصبيحة تتعب
ريح العبير لكم ونحن عبيرنـا رهج السنابك والغبار الأطيب
ولقد أتانا من مقال نبيـنا قول صحيح صادق لا يكذب
لا يستوي وغبار خيل الله أنف امريء ودخان نار تلهب
هذا كتاب الله ينطق بيننا
ليس الشهيد بميت لا يُكذب

Wahai ahli ibadah dua tanah haram, jika kamu melihat kami,niscaya kamu faham bahwa kamu hanya bermain-main di dalam ibadahmu.

Orang yang membasahi lehernya dengan air mata, sedang tengkuk kami berlumuran dengan darah,

Dia yang memenatkan kudanya di dalam sia-sia, sedangkan kuda-kuda kami penat di hari peperangan,

Kamu berbau harum dengan minyak wangi, sedangkan minyak wangi kami adalah peluh kuda dan debu yang terbaik di medan perang,

Telah datang sabda Nabi kita kepada kita, kata yang benar, tepat dan bukan dusta,

“Tidak akan bertemu debu kuda pada hidung seseorang, dengan asap neraka yang menyala"

Kitab Allah ini telah menyebut di hadapan kita bahwa, “orang yang mati syahid itu tidak mati” ini bukan satu dusta


Sungguh beruntung Fudhail bin Iyadh, meskipun ditegur sahabatnya karena dianggap bermain-main, ia masih dalam kondisi beribadah. Bagaimanakah dengan kita? Sementara api jihad membakar sebagian ujung bumi, kita masih bermain-main, dalam kondisi bermain-main.


Wallahul-musta'an

No comments:

Post a Comment