Monday 2 November 2009

Pengantar Studi Ilmu Hadis 1 (PSIH 1)

Hihihihihihihi...... Lagi error... Mau mosting "pengantar studi ilmu hadis" kok pake ketawa....^^

Tau nih, lagi pekan ujian akhir, bukannya baca buku finance malah namatin buku "pengantar studi ilmu hadis". Kebanyakan ngimpi kali... ngimpi pindah fakultas ke fakultas ilmu wahyu, jurusan alQuran dan asSunnah.... ^^;
Yaa...ga da salahnya kan mahasiswa finance, ngerti madkhal (pengantar) ilmu hadis ?!

Berikut ini saya ringkas dari buku "Pengantar Studi Ilmu Hadits" (Mabahits Fii 'Ulumil Hadits), karangan asy-Syaikh Manna Khalil al-Qaththan rahimahullah (wafat 1999), seorang 'alim yang pernah menjadi dosen pasca sarjana di Universitas Ibnu Su'ud. Seri ini tidak akan berurut seperti pembahasan di dalam bukunya. Juga tidak akan memuat semua pembahasan dalam buku tsb, melainkan hanya sebagian keciiil (baca ndiri ya, klo pengen tau :). Bagusnya sih memulai dari "Pengantar Studi Ilmu Al-Quran" dulu.... tapi karena yg ntu lagi di jakarta bukunya, jadi pake yg ada dulu ajalah...

Yang saya lakukan adalah meringkas, jadi mungkin kalimatnya tidak sama persis dengan bukunya. Bahkan ada bagian yang saya tambahkan, terkait perkataan yg tdk dijelaskan, atau tambahan dalil yang dapat lebih menguatkan, dll. Selain itu, pelafalan juga tidak semuanya sesuai dg bukunya. Seperti "hadis" yg mungkin lebih tepat memakai "ts", dll.

Selamat menikmati :)

--------------------------------------------------------

PSIH 1 : Perhatian terhadap Hadis

Para sahabat, tabi`in (generasi stlah sahabat), dan tabi`ut-tabi`in (generasi stl tabi'in) sangat perhatian dalam menjaga hadis-hadis Nabi shallallahu `alaihi wasallam dan periwayatannya dari generasi ke generasi yang lain, karena mempunyai pengaruh yang besar terhadap agama.

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ
"Telah ada pada diri Rasulullah suri teladan yang baik bagi kalian" (Al-Ahzab : 21)

"Semoga Allah memberikan cahaya pada wajah orang yang mendengar hadis dari kami lalu menghafal hingga menyampaikannya. Berapa banyak orang yang membawa ilmu lalu menyampaikannya kepada orang uang lebih faham daripadanya, dan berapa banyak orang yang membawa ilmu namun tidak mengerti"
(HR. Abu Dawud, an-Nasa`i, Ibnu Majah, dan at-Tirmidzi, ia berkata, "hadis ini hasan")

Maka periwayatan hadis masih tetap menjadi suatu kemuliaan bagi para sahabat dan para pendahulu kita demi menjaga warisan Nabi, "ilmu ini akan dibawa oleh orang-orang yang adil dari setiap pendahulu, mereka menolak penyelewengan orang-orang yang melampaui batas, anutan orang-orang yang batil, dan penakwilan orang-orang yang bodoh"
(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, ad-Darimi, Ahmad, dan at-Tirmidzi, ia berkata "ini hadis hasan shahih")

Diriwayatkan Abu Ayyub berangkat dari Madinah menuju Mesir hanya untuk meriwayatkan sebuah hadis dari 'Uqbah bin 'Amir.
(Diriwayatkan Ibnu Abdil-Barr)

Para tabi`in dan para pengikutnya tidak kalah tamaknya dalam mencari hadis dari para sahabat. Majelis mereka dipenuhi dengan hadis Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam.  Mereka rela menanggung kesusahan dan kesulitan, serta menempuh perjalanan jauh untuk mendapatkannya. Said bin al-Musayyib berkata, "Untuk mendapatkan satu hadis, aku rela menempuh beberapa hari perjalanan siang dan malam"
(Diriwayatkan ar-Ramahurmuzi)

Asy-Sya`bi menceritakan sebuah hadis kepada seseorang lalu berkata kepadanya, "Aku berikan ini kepadamu secara cuma-cuma, yang pernah didapatkan dengan menempuh perjalanan ke Madinah"

2 comments:

  1. kok ga dikirim ke milis, pak? ditunggu yah.

    ReplyDelete
  2. dikirim sih ke milis-milis... cuma flp jepang g dikirimin.... ^^;
    sebaiknya dikirim juga yah?! ok deh. segera, insya Allah.

    ReplyDelete