Sunday 15 November 2009

PSIH 5: Hadis Maudhu'?

Pengantar Studi Ilmu Hadis 5:

Hadis maudhu' maknanya adalah sesuatu yang diciptakan dan dibuat-buat lalu dinisbatkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam secara dusta. Disebut juga hadis palsu.

Ini adalah yang paling buruk dan jelek di antara hadis-hadis dhaif. Bahkan sebagian ulama mengeluarkannya dari kelompok hadis dhaif, dan membuatkan kelompok sendiri, hadis maudhu'.

Para ulama sepakat bahwasannya haram hukumnya meriwayatkan hadis dhaif yang maudhu' bila mengetahui kepalsuannya, kecuali disertai dengan penjelasan akan ke-maudhu'-annya. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam

"Barangsiapa menceritakan hadis dariku sedangkan dia mengetahui bahwa itu dusta, maka dia termasuk pendusta" (HR. Muslim, shahih)

Dari Abu Hurairah, ia berkata. Telah bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Barangsiapa yang berdusta atasku (yakni atas namaku) dengan sengaja, maka hendaklah ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, shahih)

Di antara motivasi yang mendorong terjadinya hadis maudhu' adalah

1. Membela mazhab/kelompoknya

2. Mendekatkan diri pada penguasa

3. Cerita dan nasehat
Para tukang cerita ingin menarik perhatian orang awam untuk mengajak mereka kepada kebaikan dan menghindari kemungkaran. Padahal salah satu kaidah fiqh yang terkenal adalah "al-ghoyah la tubarrirul washilah", tujuan tidak menghalalkan (segala) cara.

Contoh hadis maudhu' adalah, "Barangsiapa yang mengucapkan kalimat laa ilaaha illa Allah, maka Allah menciptakan dari setiap kata itu seekor burung yang paruhnya dari emas dan bulunya dari marjan."

Di antara perawi hadis maudhu' adalah Maisarah bin Abdu Rabbih. Ketika ditanya, "Dari mana Anda dapatkan hadis-hadis ini?" Dia menjawab, "Aku memalsukannya untuk menggembirakan orang."

Hadis maudhu' bisa saja ikut terbawa dalam kitab-kitab ulama yang dikenal keshalehannya karena ketidaktahuan mereka, atau mereka belum sempat memeriksa hadis tersebut ketika mengutipnya.

Wallahu a'lam


[Diringkas dari "Pengantar Studi Ilmu Hadis", Manna Khalil al-Qaththan, Pustaka al-Kautsar]

No comments:

Post a Comment