Sunday 22 November 2009

PSIH 7 (Selesai) : Kehati-hatian Para Sahabat

Pengantar Studi Ilmu Hadis 7 (Selesai)

Ini adalah akhir dari seri pengantar studi ilmu hadis, sekelumit ilmu yang dikutip dari buku Pengantar Studi Ilmu Hadits, asy-Syaikh Manna Khalil al-Qaththan rahimahullah. Untuk pemahaman lebih lanjut dan menyeluruh, silahkan langsung membaca bukunya.

Para sahabat khawatir dengan banyaknya riwayat akan tergelincir pada kesalahan dan kelalaian, dan menyebabkan kebohongan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan akan mendapatkan ancaman yang sangat keras. Namun tidak berarti bahwa kaum muslimin harus seperti sahabat ketika membawakan hadis. Karena para ulama ahli hadis dari masa ke masa telah memberikan contoh yang memudahkan kita dalam membawakan hadis. Namun, ada baiknya kita merenungi kehati-hatian para sahabat dalam membawakan hadis, agar kita bisa memberikan kedudukan yang layak pada sunnah-sunnah Rasul yang mulia.

Al-Hafizh adz-Dzahabi berkata, "Abu Bakar adalah orang yang paling berhati-hati dalam menerima hadis. Diriwayatkan oleh Ibnu Syihab dari Qubaishah bin Dzu`aib bahwasanya seorang nenek datang kepada Abu Bakar agar mendapatkan warisan. Maka dia berkata, 'Aku tidak mendapatkan bagianmu sedikitpun dalam al-Quran, dan aku tidak pernah mengetahui Rasulullah menyebutkan hal itu.' Kemudian ia menanyakan kepada para sahabat. Mughirah berkata, 'Aku mendengar Rasulullah memberikan bagian seperenam,' Abu Bakar bertanya, 'Apakah ada orang lain bersamamu?' Lalu Muhammad bin Maslamah bersaksi seperti itu. Kemudian Abu Bakar menjalankan dan memberikan bagian kepada nenek tersebut.

Adalah Umar bin Khattab menolak dan mengingkari terhadap orang yang banyak meriwayatkan hadis. Dikatakan kepada Abu Hurairah -sahabat yang terbanyak meriwayatkan hadis-, "Apakah anda meriwayatkan hadis pada masa Umar seperti demikian?" Dia berkata, "Sekiranya aku meriwayatkan hadis pada masa Umar sebagaimana aku menceritakan hadis pada kalian sekarang ini, tentu dia akan memukulku dengan cambukan"
(Tadzkirah al-Huffazh karya adz-Dzahabi)

Dari Abu Sa'id al-Khudri ia berkata, "Aku berada dalam salah satu majelis kaum Anshar. Tiba-tiba datang Abu Musa seakan-akan dia sedang ketakutan. Lalu berkata, 'Aku telah meminta izin bertamu kepada Umar sebanyak tiga kali tapi tidak dijawab maka aku kembali. Lalu aku kembali lagi dan dia berkata, 'Apa yang menghalangimu?' Maka aku menjawab, 'Aku telah meminta izin bertamu sebanyak 3 kali tapi tidak dijawab, maka aku kembali. Dan Rasulullah telah bersabda, 'Apabila salah satu di antara kalian minta izin 3 kali dan tidak diizinkan maka kembalilah'.

Umar berkata, 'Demi Allah kamu harus memberikan kesaksian apakah di antara kalian ada yang mendengar dari Rasulullah?' Ubay bin Ka`ab berkata, 'Demi Allah, tidak ada yang membuktikannya bersamamu melainkan seorang yang paling muda usianya,' dan akulah (Abu Sa'id) yang termuda di situ, maka aku pun ikut bersamanya, lalu aku beritahukan kepada Umar bahwa memang Nabi berkata demikian. Maka Umar pun berkata kepada Abu Musa, 'Aku bukanlah menuduhmu, akan tetapi kekhawatiranku kepada orang akan berdusta atas nama Rasulullah' "
(HR. Bukhari, Muslim, dan al-Imam Malik)

Sebagian sahabat setelah meriwayatkan hadis banyak yang mengatakan dengan kalimat: "atau yang seperti ini," atau, "sebagaimana sabda beliau,"(aw kama qoola..) atau "serupa dengan itu." Mereka sering kali gemetar dan rona wajah mereka berubah ketika meriwayatkan sesuatu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Dari Amru bin Maimun, ia berkata, "Aku selalu menghadiri majelis Ibnu Mas'ud pada hari Kamis malam dan tidak pernah tidak datang. Aku belum pernah mendengarnya mengatakan sekalipun, 'Rasulullah bersabda...'. Dan suatu malam ia berkata, 'Rasulullah bersabda...' Maka dia lalu menundukkan (kepalanya). Maka aku melihat kepadanya, dia berdiri sambil menguraikan sarung bajunya, matanya basah, dan urat lehernya mengembang, lalu dia berkata, "atau kurang dari itu, atau lebih dari itu, atau mendekati itu, atau mirip dengannya."
(Sunan Ibnu Majah, tahqiq Muhammad Fu'ad Abdul Baqi)

Demikian akhir dari seri ini, semoga dapat menambah pemahaman dan cinta kita terhadap hadis-hadis Muhammad bin Abdillah shallallahu 'alaihi wasallam, dan semoga kita termasuk orang-orang yang terus istiqamah dalam mengkaji dan mengamalkannya.


Wallahu a'lam
Wallahul-musta'an

No comments:

Post a Comment