Wednesday 23 December 2009

Surga di Bawah Kilatan Pedang?

Walhamdulillah, sabtu pekan lalu dapat menghadiri majelis muhadharah bersama asy-Syaikh al-Qardhawy. Sebenarnya ada 2 muhadharah (semacam ceramah) yang dilakukan asy-Syaikh; sabtu pagi dan sore di 2 tempat yang berbeda. Berbagai kesibukan membuat saya hanya menghadiri yang paginya, walhamdulillah.

Pada kesempatan tersebut asy-Syaikh membahas kitab terbarunya, Fiqhul-Jihaad. Ada 2 hal yang ingin saya bagi di sini.

Pertama, beliau mengutip al-Imam Ibnul-Qayyim dalam menjelaskan jenis-jenis jihad. Di antaranya adalah jihadun-nafs (jihad melawan hawa nafsu). Jihadun-nafs ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim dengan menjalankan 4 hal,
1. menuntut ilmu (agama)
2. mengamalkan ilmu
3. mendakwahkan ilmu
4. bersabar atas semua itu.

Kedua, beliau menjelaskan bahwa jihad adalah puncak amal dalam Islam, dan ruh jihad tetap harus ditumbuhkan oleh umat Islam, dalam bentuk amar ma'ruf nahy munkar, dan kepedulian terhadap kaum muslimin di berbagai tempat yang sedang berjihad (al-Quds, dll). Tapi Islam adalah agama perdamaian, dan penyebaran Islam pada dasarnya dilakukan dengan damai. Tidak bisa dipungkiri bahwa sebagian penyebaran Islam berhawa peperangan, tapi ada hal-hal khusus yang melatarbelakangi hal tersebut (penghinaan terhadap utusan Islam, dll). Beliau mengutip hadis berikut:

أَيُّهَا الناس لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَسَألُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فإذا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قال اللهم مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عليهم


Wahai Manusia , Jangan kamu bercita – cita mencari musuh dan mohonlah kepada Allah akan kesejahteraan , jika kamu bertemu jua ( akan musuh ) maka bersabarlah dan ketahuilah sesungguhnya syurga itu berada dibawah kilatan mata pedang, kemudian beliau berdoa :

Ya Allah , Tuhan yang menurunkan al Kitab , yang memperjalankan awan dan Tuhan yang membinasakan tentera ahzab , hancurkanlah mereka ( musuh ) dan berilah kemenangan ke atas kami .

[Sohih Bukhari Hadis No. 2804 Juz.3 Cetakan Darul Ibnu Kathir . Beirut]
[Sohih Muslim Hadis No.1742 Juz 3 Cetakan Dar Ihya’ Turath al A’rabi. Beirut]

Hadis ini sangat menarik bagi saya. Sebagian kaum muslimin bersikap ekstrim terhadap jihad dengan berdalilkan "surga di bawah kilatan pedang". Padahal dalam versi panjang hadis tersebut, jelas disebutkan, jangan bercita-cita bertemu musuh, dan mintalah kesejahteraan, tapi jika bertemu, berjuanglah.

Jelas bahwa, salah satu asas Islam adalah perdamaian. Dan itu pula salah satu hikmah dari nama agama ini, Islam = keselamatan, perdamaian.

Ohya, bagi yang tertarik dengan muhadharah asy-Syaikh al-Qardhawy di sore harinya, bisa membaca liputannya di http://www.malaysiakini.com/news/120254

14 comments:

  1. jadi, musuh jangan dicari, kalau ada musuh jangan lari :D

    TFS pak syaikhul

    ReplyDelete
  2. perdamaian dengan tidak melupakan keadilan serta selalu siap sedia bila harus berjuang :)

    ReplyDelete
  3. Subhanallah...
    Mudah2an saya juga ditaqdirkan bs ketemu langsung sm asy-Syaikh al-Qardhawy.. :)

    btw, terima kasih.. saya jd bs th ttg apa yg disampaikan beliau... :)
    Jazakallhu khoir Mas...

    ReplyDelete
  4. baru semalem nonton dvd angels and demons (telat, hehehe....). biarpun film, yang nilai fiksinya ga lebih baik dari novelnya, tetep bikin sadar: kita (saya ding, qeqeqeq...) kurang baca sejarah kali yak. dan sejarah itu bukan tanggal dan nama peristiwa ternyata, tapi tentang perang, tentang damai, tentang cinta kasih, tentang keadilan.

    oot, gomen....

    ReplyDelete
  5. sore hodo oot jyanai desu... hehehe
    merasa kurang adalah kebaikan, merasa kurang baca sejarah, merasa kurang baca fikih, merasa kurang-kurang yang lainnya *dalam kebaikan...
    saya sendiri punya list kekurangan yg cukup panjang hehehe...

    ReplyDelete
  6. kalo ada yang bilang bahwa Islam disebarkan dengan pedang, dan mengklaim bahwa agamanya adalah agama cinta kasih dalam damai, berarti ga baca sejarah.

    ReplyDelete
  7. klo komentar Teh Irma di atas dibahasa-arabin kykny bakal cocok dengan potongan suara al-Qardhawy yg saya rekam... :)

    ReplyDelete
  8. Panggil Bunyamin saja ya Mas... :) :)

    ReplyDelete